Penelitian menemukan bahwa wanita yang kelebihan berat badan perlu usaha dua kali lebih besar untuk hamil daripada wanita dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) yang dianggap normal.
Sementara wanita yang kurang berat badan perlu usaha empat kali lebih besar untuk hamil.
Memiliki terlalu banyak lemak tubuh akan menyebabkan kelebihan estrogen yang dapat mengganggu ovulasi.
Sebuah studi tahun 2017 yang dipublikasikan melalui jurnal Human Reproduction menunjukkan bahwa kedua pasangan yang sangat gemuk dengan BMI setidaknya 35 cenderung 55-59 persen lebih lama untuk hamil dibandingkan pasangan yang tidak mengalami kelebihan berat badan.
Para ilmuwan melaporkan melalui jurnal tahun 2020 yang dipublikasikan melalui jurnal Andrologia bahwa obesitas pada pria dapat mengganggu sistem endokrin serta kelangsungan hidup dan konsentrasi sperma, sehingga kondisi tersebut juga bisa memengaruhi kemampuan pasangan untuk cepat hamil.
Sementara menruut University of Wisconsin Hospitals and Clinics Authority, wanita yang kurang berat badan dan memiliki BMI kurang dari 18 mungkin tidak memiliki jadwal haid yang teratur atau bisa berhenti berolvulasi. Keduanya juga menghambat usaha untuk cepat hamil.
Baca juga: 5 Mitos Seputar Menurunkan Berat Badan yang Tak Bisa Dipercaya
Mengonsumsi vitamin prenatal sebelum hamil membantu seorang wanita lebih bisa menjalaninya secara konsisten selama kehamilan.
Opsi lain adalah mengonsumsi multivitamin setiap hari, yang mengandung setidaknya 400 mcg asam folat per hari, vitamin B yang penting untuk mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang bayi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menganjurkan wanita untuk mengonsumsi 400 mcg asam folat setiap hari selama setidaknya satu bulan sebelum hamil untuk membantu mencegah cacat lahir.
Mulai mengonsumsi suplementasi asam folat adalah ide yang bagus karena tabung saraf berkembang menjadi otak dan tulang belakang pada 3-4 minggu setelah pembuahan terjadi, sebelum banyak wanita bahkan menyadari bahwa dirinya hamil.
Baca juga: Calon Ibu Perlu Persiapkan Kecukupan Nutrisi sejak Sebelum Hamil
Artinya, untuk mendapatkan sumber nutrisi tersebut, penting untuk meningkatkan konsumsi makanan seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, biji-bijian, susu, hingga sumber lemak sehat.
Selain mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat, vitamin ini juga bisa diperoleh dari makanan seperti sayuran berdaun hijau tua, brokoli, roti dan sereal yang difortifikasi, kacang-kacangan, buah jeruk, dan jus jeruk.
Jika sedang mencoba cepat hamil, hindari makan ikan dengan merkuri tinggi karena logam beracun ini dapat terakumulasi dalam aliran darah wanita hamil, yang mempengaruhi perkembangan bayi. Beberapa ikan yang tinggi merkuri termasuk tuna, todak, hingga mackerel.
Beberapa penelitian juga menyarankan wanita hamil menghindari kafein.
Otoritas kesehatan di Amerika Serikat, Eropa dan Inggris mengatakan bahwa seorang wanita yang minum sekitar 200 mg kafein (kurang dari dua cangkir kopi) tidak akan mempengaruhi bayinya.
Namun, sebuah studi tinjauan tahun 2020 yang diterbitkan dalam BMJ Evidence Based Medicine menemukan bahwa tidak ada tingkat konsumsi kafein yang aman untuk wanita hamil atau bagi mereka yang mencoba untuk hamil.
Baca juga: Ingin Cepat Hamil? Konsumsi Makanan Penyubur Kandungan Berikut
Namun, olahraga terlalu sering atau terlalu berat dapat mengganggu ovulasi.
Para dokter melihat banyak kasus gangguan menstruasi pada wanita yang berolahraga berat. Sering kali, para wanita tersebut perlu mengurangi olahraga mereka jika mereka ingin hamil.
Baca juga: 4 Jenis Olahraga Sederhana Pendongrak Sistem Kekebalan Tubuh