Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Bijak Menghadapi Orang yang Masih Ragukan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 17/09/2021, 13:52 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Mungkin saja mereka akan berubah pikiran setelah mendengar penjelasan kita. Namun janga terpancing emosi jika mereka tetap bersikukuh dengan pendapatnya.

Baca juga: 5 Informasi Vaksin Covid-19 yang Tak Berdasar, Awas Termakan Hoaks!

Bersikap baik dan sopan

Mungkin kita merasa kesal dan sulit memahami pola pikir orang yang enggan divaksin. Namun jangan sampai itu membuat kita bersikap atau berkata-kata kasar.

Orang tersebut mungkin akan langsung menutup diri jika kita berkata atau berbuat yang tidak sopan. Sampaikan semua informasi yang kita miliki dengan sopan dan lembut agar lebih bisa diterima.

Pahami kendalanya

Penting untuk memahami alasan seseorang masih belum divaksin Covid-19 sampai saat ini. Mungkin saja mereka takut disuntik, sulit mengakses fasilitas kesehatan atau mendengar banyak kabar miring soal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Tanyakan alasan mereka, tentunya dengan cara yang baik dan sopan. Mungkin saja kita bisa membantu mereka misalnya mencarikan slot vaksin terdekat sesuai dengan kebutuhannya.

Gunakan kalimat sederhana

Penggunaan kalimat yang singkat dan sederhana khususnya jika kita berkomunikasi via chatting atau media sosial seperti postingan Facebook, balasan Twitter, dan komentar Instagram.

Hal ini berguna untuk menekan risiko kalimat kita disalahpahami oleh orang lain. Pastikan tidak berkata kasar, hate speech atau malah melakukan bullying.

Jika merasa perlu menanggapi seseorang yang memposting tentang keraguannya soal vaksin, pilih cara yang lebih pribadi, seperti mengirim DM.

Baca juga: Video Tiktok Perawat Bikin Banyak Orang Jadi Mau Divaksin, Apa Isinya?

Sesuaikan argumen

Sesuaikan argumen kita dengan narasi dan pendapat orang tersebut. Dialog kita akan lebih efektif jika menekankan manfaat vaksin tersebut bagi dirinya sendiri, bukan untuk orang lain.

Daniel Croymans, dokter di University of California, Los Angeles baru-baru ini memimpin sebuah penelitian yang menemukan bahwa bahasa "kepemilikan" membantu orang-orang agar lebih cepat divaksin.

Bahasa kepemilikan mengacu pada kata-kata yang menunjukkan bahwa vaksinasi terserah pada orang tersebut: “Klaim dosis Anda” atau “Vaksin telah tersedia untuk Anda,” misalnya.

Dalam studi Croymans, teks dengan bahasa kepemilikan lebih berhasil membuat orang tua mau divaksin dibandingkan teks yang menyertakan pesan informasi.

“Jika Anda pikir itu milik Anda, maka Anda akan lebih menghargai dan menghargainya,” kata Croymans.

Croymans mengatakan penelitian ini menyoroti pentingnya menciptakan pesan pribadi yang memberdayakan daripada mempermalukan orang-orang yang ragu-ragu terhadap vaksin.

Siapa pun yang ingin membantu membujuk orang lain untuk mendapatkan vaksin dapat mencoba taktik yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com