Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2021, 17:49 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perunggu pernah dikaitkan dengan kekayaan dan kebangsawanan. Dahulu perunggu adalah bahan mewah yang dipakai untuk perapian, furnitur, jam, dan benda lain milik para bangsawan, sebelum akhirnya ditinggalkan.

Namun belakangan ini material perunggu kembali banyak dipakai dalam pembuatan arloji, baik itu arloji mewah keluaran terbatas maupun produk kelas menengah.

Padahal perunggu, yang notabene merupakan campuran logam timah dan tembaga, kerap dianggap memiliki kelemahan, di mana bagian permukaan material itu rentan mengalami korosi atau perubahan warna akibat reaksi kimia.

Namun korosi tersebut sebenarnya justru melindungi lapisan logam yang berada di bagian bawah agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut.

Fenomena ini terjadi secara alami dan mencegah karat, tidak seperti baja, yang dapat berkarat hingga seluruh bagiannya hancur.

Itu sebabnya, perunggu banyak dipakai sebagai logam untuk perangkat kelautan serta jam tangan karena sifat material perunggu yang tahan terhadap reaksi dari air laut.

Baca juga: Inovasi Omega pada Arloji yang Pernah ke Bulan

Omega Seamaster 300 Bronze GoldOmega Omega Seamaster 300 Bronze Gold
Ketangguhan perunggu inilah yang sepertinya coba diterjemahkan ulang oleh Omega dalam kreasi terbaru perusahaan bernama "Seamaster 300 Bronze Gold".

Pada Seamaster 300 Bronze Gold, watchmaker Swiss itu mengembangkan campuran perunggu dan emas yang mampu bertahan terhadap korosi, termasuk di bagian permukaan material.

Head of Product Management di Omega, Gregory Kissling menjelaskan cerita di balik "kelahiran" Seamaster 300 Bronze Gold ini.

Langkah pertama perusahaan, menurut Kissling, tim desain Omega ingin menciptakan paduan atau campuran logam yang berbeda dari dua paduan emas yang sudah pernah dibuat Omega, sedna gold dan moonshine gold.

Penggunaan material tembaga dalam campuran emas menghasilkan nuansa rose atau kecokelatan.

Alhasil, tampilan logam pada Seamaster 300 Bronze Gold berada di tengah-tengah, tidak terlalu kemerahan seperti sedna gold namun juga tidak kuning pucat layaknya moonshine gold.

Ciri khas kedua yang dicari Omega dalam campuran logam perunggu dan emas ini tentu saja efek patina.

Sebagai catatan, efek patina adalah lapisan tipis yang terbentuk di atas permukaan perunggu akibat proses paparan cahaya dalam jangka waktu lama.

Baca juga: Sambut Olimpiade Tokyo, Omega Bikin Arloji Berbalut Emas

Omega Seamaster 300 Bronze GoldOmega Omega Seamaster 300 Bronze Gold
Jika kita memiliki jam tangan perunggu dan memakai jam tersebut dalam waktu lama, warna perunggu akan memudar dan menjadi lebih gelap. Inilah yang dinamakan efek patina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com