Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Perawatan di ERHA, Cegah Rontok Berlebih dan Atasi Kebotakan

Kompas.com - 19/09/2021, 09:08 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Kerontokan rambut yang dibiarkan berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kebotakan. Jika terjadi berkepanjangan, kondisi ini tentunya dapat memengaruhi kepercayaan diri seseorang.

Masalah rambut rontok bisa diatasi lewat berbagai cara, mulai dari penggunaan obat dan tonik bebas di pasaran, hingga perawatan klinik.

Tak semua kerontokan rambut berbahaya. Sebab, secara fisiologi rambut memang harus tanggal dan digantikan oleh rambut baru. Rambut rontok perlu menjadi perhatian ketika helai rambut rontok per hari sudah mencapai lebih dari 100 helai dan sudah sangat mengganggu keseharian.

Kompas.com sempat mencoba rangkaian perawatan rambut di Klinik ERHA Cimanuk Bandung pada pertengahan Agustus lalu. Perawatan rambut rontok diawali dengan pemeriksaan kondisi rambut dan kulit kepala oleh dokter, menentukan prosedur perawatan yang tepat, hingga mendapatkan resep produk perawatan untuk diberikan di rumah.

Baca juga: Perlu Tahu, Perbedaan Tanda Kebotakan pada Pria dan Wanita

Apa penyebab rambut rontok?

Untuk mendapatkan perawatan yang tepat, penting untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab rambut rontok yang kita alami.

Ketika datang ke klinik, dokter akan menggunakan alat khusus untuk melakukan pemeriksaan terhadap helai rambut.

Di sini, dokter akan menjelaskan secara rinci mengenai kondisi kerontokan rambut yang kita alami dan berdiskusi seputar gaya hidup sehari-hari yang mungkin jadi penyebab rambut rontok.

Pasien melakukan pemeriksaan helai rambut menggunakan alat khusus sebelum menjalani perawatan rambut rontok di Erha.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Pasien melakukan pemeriksaan helai rambut menggunakan alat khusus sebelum menjalani perawatan rambut rontok di Erha.
Bagi orang-orang yang mengalami rontok parah dan merasa helai rambutnya seperti tidak tumbuh, jangan khawatir. Pada pemeriksaan ini kita bisa melihat apakah ada helai-helai rambut tipis yang bakal tumbuh menjadi rambut baru.

Faktanya, hampir semua kasus kerontokan rambut dapat diupayakan untuk diatasi. Perbedaannya hanyalah dari bentuk perawatan yang akan disarankan.

Sebelum menjalani perawatan rambut rontok di Erha, pasien terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Sebelum menjalani perawatan rambut rontok di Erha, pasien terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Dr Deis Hikmawati, SpKK, Mkes menjelaskan, salah satu kategori kerontokan rambut adalah alopecia non-sikatrical. Ini adalah kerontokan rambut yang masih berpeluang untuk tumbuh kembali. Beberapa contohnya adalah Contohnya telogen effluvium (TE), androgenetic alopecia (AGA), dan alopecia areata (AA). Traksi alopecia (disebabkan oleh peranikan rambut) dan trikotilomania (penabutan rambut kompulsif) juga masuk ke dalam kelompok ini.

Pola kebotakan pria dan wanita berbeda. Pada pria, pola kebotakan umumnya terlihat dari bagian depan yang membentuk "M" dan bagian belakang kepala. Sementara pada wanita pada area atas kepala yang kemudian meluas ke area lainnya.

Gaya hidup sehari-hari juga bisa menjadi penyebab rambut rontok yang berujung pada kebotakan.

Deis menyebutkan, pada pria, kebiasaan styling rambut, seperti menggunakan minyak rambut, atau sering menggunakan helm dan topi dapat memicu kerontokan.

Sementara pada wanita, styling rambut seperti penggunaan pengering rambut, pelurusan, pengeritingan, dan pewarnaan rambut, hingga kebiasaan mengikat rambut terlalu kencang juga bisa menyebabkan kerontokan. Berbagai perlakuan fisik tersebut dapat memberikan tekanan ekstrem dan berulang pada rambut kulit kepala.

Selain itu, kondisi kesehatan yang mendasari juga bisa menjadi penyebab rambut rontok. Misalnya, pasien baru saja pulih dari demam, melahirkan, mengalami tekanan emosional, dan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com