Jika diperlukan suplementasi lebih dari 500 mg per hari, maka dosisnya pun harus dibagi dalam sekali konsumsi.
Kalsium dapat menghambat kemampuan tubuh kita untuk menyerap zat besi ketika kedua mineral tersebut dikonsumsi secara bersamaan.
Jika kita mengonsumsi suplemen zat besi, pastikan untuk tidak mengonsumsi suplemen ini dengan suplemen kalsium.
Jadi, kita harus meminumnya pada waktu yang berbeda dalam sehari.
Seiring bertambahnya usia, risiko osteoporosis meningkat.
Faktanya, begitu banyak dari kita saat mencapai usia 30 tahun mulai perlahan kehilangan massa tulang, sehingga tulang kita mungkin menjadi lebih lemah.
Kalsium ini merupakan mineral yang disimpan dalam tulang kita untuk membantunya tetap kuat.
Baca juga: Makanan Bukan Susu yang Mengandung Kalsium
Jika kita tidak mengonsumsi cukup kalsium, maka tulang kita akan mudah keropos.
Menurut beberapa data, suplemen kalsium dapat mengurangi keropos tulang sebesar 0,5-1,2 persen dan risiko patah tulang dari semua jenis setidaknya 10 persen pada orang yang lebih tua.
Meski demikian, penelitian berbeda yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menunjukkan, suplemen kalsium tidak banyak melindungi tulang para lansia.
Suplemen kalsium tertentu dapat membuat kita merasakan beberapa efek samping pada sistem pencernaan seperti sembelit.
Apalagi, jika kita mengonsumsi kalsium dalam bentuk karbonat.
Sembelit kronis memang sudah menjadi masalah bagi lansia ditambah lagi dengan suplemen pengikat yang dapat menyebabkan lebih banyak masalah.
Maka dari itu, mengonsumsi kalsium sitrat mungkin merupakan pilihan yang lebih baik jika sembelit menyerang.
Jika kita memiliki riwayat batu ginjal, mengonsumsi suplemen kalsium mungkin bukan pilihan terbaik karena 80-90 persen batu ginjal terbuat dari kalsium.