Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2021, 15:43 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, mengeklaim bahwa vaksinnya aman digunakan untuk anak usia 5-11 tahun berdasarkan hasil uji klinik fase dua yang dilakukan.

Data menunjukkan profil keamanan yang baik dan respons antibodi penetralisir yang kuat dengan menggunakan rejimen dua dosis 10 mikrogram yang diberikan dalam jarak 21 hari.

Respons antibodi pada peserta yang diberi dosis tersebut sebanding dengan yang tercatat dalam penelitian Pfizer-BioNTech sebelumnya pada orang berusia 16-25 tahun yang divaksin dengan dosis 30 mikrogram.

Jumlah 10 mikrogram, sepertiga dari dosis normal saat ini, dipilih dengan pertimbangan keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas pada anak-anak usia 5 sampai 11 tahun. Temuan ini sekaligus menjadi hasil pertama dalam uji coba vaksin Covid-19 pada kelompok usia ini.

Anak-anak di bawah usia 12 tahun selama ini memang belum divaksin karena dunia kesehatan belum bisa memastikan keamanannya.

"Kami ingin memperluas perlindungan yang diberikan oleh vaksin kepada populasi yang lebih muda ini, terutama saat kami melacak penyebaran varian Delta dan ancaman substansial yang ditimbulkannya kepada anak-anak,” kata Albert Bourla, Ketua dan Chief Executive Officer Pfizer, dikutip dari laman Bussiness Wire.

Ia melanjutkan, hasil uji klinis ini akan dijadikan dasar untuk mengajukan izin penggunaan darurat vaksin tersebut kepada pemerintah sesegera mungkin.

Terlebih lagi, sejumlah negara tengah mempersiapkan agar sekolah tatap muka segera bisa dilakukan. Keberadaan vaksin yang aman dan efektif bagi anak-anak jelas akan menekan risiko penularan di sekolah.

“Kami senang dapat mengirimkan data kepada pihak berwenang untuk kelompok anak usia sekolah ini sebelum dimulainya musim dingin,” kata Dr. Ugur Sahin, CEO dan salah satu pendiri BioNTech.

“Profil keamanan dan data imunogenisitas pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun yang divaksinasi dengan dosis yang lebih rendah konsisten dengan yang kami amati dengan vaksin kami pada populasi yang lebih tua lainnya dengan dosis yang lebih tinggi.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com