Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Olahraga untuk Cegah dan Mengatasi Hipertensi

Kompas.com - 22/09/2021, 08:18 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipertensi atau yang kita kenal sebagai tekanan darah tinggi merupakan kondisi di mana tekanan sistolik di atas 130 mmHg dan tekanan distolik lebih dari 80 mmHg.

Apabila tidak segera ditangani, maka hipertensi bisa menyebabkan sejumlah penyakit kronis seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan stroke.

Melansir dari laman SciTech Daily, saat ini, dilaporkan bahwa satu dari empat serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan diperkirakan pada tahun 2025, sekitar 60 persen penduduk dunia akan menderita hipertensi.

Walau ada banyak obat-obatan untuk hipertensi, sebenarnya kita bisa menjaga tekanan darah tetap stabil dengan olahraga rutin. 

Bahkan, dalam jurnal European Society of Cardiology (ESC) disebutkan aktivitas spesifik apa saja yang sesuai dengan tingkat tekanan darah tiap individu dan berfokus pada jumlah olahraga per minggu.

Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui dari Diet DASH untuk Atasi Hipertensi

Untuk pertama kalinya, berdasarkan penelitian yang komperhensif para ahli bisa  menghasilkan panduan terperinci tentang cara menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi, tekanan darah normal tinggi, dan tekanan darah normal.

"Tujuan dari rekomendasi untuk ketiga kelompok ini memang digunakan dalam menurunkan tekanan darah," kata penulis utama, Profesor Henner Hanssen dari University of Basel di Swiss.

Olahraga untuk penderita hipertensi

Bagi penderita hipertensi (tekanan darah minimal 140/90 mmHg), rekomendasi yang dinilai paling efektif yakni jenis olahraga aerobik, termasuk berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang.

"Pada penderita hipertensi, penurunan tekanan darah lebih cepat dicapai dengan latihan aerobik dibandingkan dengan meminum obat-obatan antihipertensi tunggal," kata Profesor Hanssen.

Sementara, pada mereka dengan tekanan darah normal tinggi (130-139/85-89 mmHg), pelatihan resistensi dinamis adalah prioritas.

Ini mengacu pada latihan kekuatan yang biasanya melibatkan setidaknya enam kelompok otot besar, di mana kontraksi otot menghasilkan gerakan, misalnya, angkat beban, jongkok, dan push-up.

Baca juga: Rekomendasi Olahraga untuk Cegah Hipertensi

Untuk orang-orang dengan tekanan darah normal (kurang dari 130/84 mmHg) paling diuntungkan dari latihan resistensi isometrik yang melibatkan kontraksi statis otot seperti handgrip exercise.

Sementara itu, orang yang obesitas beresiko tinggi mengalami tekanan darah tinggi jika berat badannya tidak diturunkan.

Di samping itu, individu sehat dengan orangtua hipertensi juga berisiko mengalami tekanan darah tinggi seperti halnya wanita yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan (hipertensi gestasional).

"Orang-orang dalam kelompok ini dapat mencegah hipertensi dengan berolahraga," ungkapnya.

Hanssen menyarankan agar aktivitas fisik dapat dilakukan secara teratur untuk mempertahankan manfaatnya.

"Untuk sebagian besar latihan, efek penurunan tekanan darah berlangsung selama sekitar 24 jam, mirip dengan pengobatan. Jadi, yang terbaik adalah aktif setiap hari jika memungkinkan," tuturnya.

Baca juga: 5 Gerakan Olahraga untuk Bikin Tubuh Lebih Berisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com