Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Telanjang Tak Aman untuk Kesehatan, Benarkah?

Kompas.com - 23/09/2021, 23:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendapatkan tidur malam yang berkualitas adalah salah satu bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.

Bagian penting itu juga termasuk tidur dalam kondisi yang optimal dengan menjaga suhu kamar tidak terlalu panas.

Juga tidak ada kebisingan atau cahaya lampu yang mengganggu, serta menggunakan seprai yang nyaman.

Baca juga: 3 Manfaat Tidur Telanjang di Malam Hari

Menariknya lagi, pakaian yang kita kenakan selama tidur ternyata memiliki manfaat yang mendukung kesehatan.

Pasalnya, menurut seorang ahli bedah plastik bersertifikat yang berbasis di Michigan, Amerika Serikat, Anthony Youn, tidur telanjang atau tanpa pakaian sangat menjijikan.

Menyebarkan bakteri dan kuman

Baru-baru ini, Dr Youn membagikan sebuah video yang berisi sejumlah informasi, melalui aplikasi TikTok, dan menjadi viral.

Dalam video tersebut, dia mengungkapkan, kita tidak boleh tidur telanjang karena ketika membuang angin, kita akan menyemprotkan sejumlah kecil kotoran di kasur.

Jika tidak ada pakaian yang menjadi penghalang antara kita dan tempat tidur, maka kita berpotensi menularkan bakteri dan kuman ke seprai, tubuh kita sendiri, serta pasangan tidur kita.

"Rata-rata orang mengeluarkan gas 15-25 kali sehari dan ini bisa terjadi saat kita tidur," kata Dr Youn dalam video yang telah dilihat lebih dari 11 juta kali itu.

"Sebuah studi ilmiah membuktikan bahwa setiap kali kita mengeluarkan gas, kita menyemprotkan sejumlah kecil bahan tinja," sambung dia.

Baca juga: Berbagai Manfaat Tidur Telanjang yang Perlu kamu Ketahui

Dia juga menambahkan, penelitian yang sama menunjukkan, bagi perempuan partikel dari keputihan bisa ikut menempel di kasur.

Jadi, demi kesehatan kita maupun pasangan, sebaiknya tidurlah setidaknya dengan mengenakan pakaian dalam.

Sementara itu, merujuk pada penelitan yang diterbitkan dalam jurnal medis peer-review Inggris The BMJ tahun 2001, seorang fisikawan dan ahli mikrobiologi meneliti tentang hal ini.

Dibahas, apakah kentut manusia benar-benar menularkan kuman penyebab penyakit atau hanya berbau tidak sedap saja.

Para peneliti pun mengundang dua peserta untuk kentut ke cawan petri, satu memakai celana dan satu tidak.

Ketika dibiarkan semalaman, cawan petri yang terakhir menumbuhkan dua jenis bakteri, sedangkan yang pertama tidak.

Hasil penelitan tersebut tampaknya mengonfirmasi bahwa mengenakan pakaian atau pakaian dalam saat tidur dapat mencegah bakteri.

Tidak ada bakteri yang berbahaya

Meski para ahli mencatat bakteri ini tidak terlalu berbahaya, namun Dr Youn tetap merekomendasikan kita untuk tidak tidur telanjang atau tanpa pakaian dalam.

"Perlu dijelaskan, kentut adalah proses pencernaan yang benar-benar normal dan tidak ada alasan untuk merasa malu atau mencoba menahannya saat kita bangun atau tidur," sebut dia.

"Tapi itu memang sangat menjijikan," ujar dia.

Di sisi lain, ahli gastroenterologi yang berbasis di New York, Samantha Nazareth, MD, FACG, mengatakan, kentut adalah bagian normal dari pencernaan.

Baca juga: 10 Manfaat Tidur Telanjang

Kentut juga merupakan proses pemecahan makanan oleh mikrobioma yang hidup di usus kita.

"Beberapa orang menggambarkannya sebagai 'angin' yang lewat dan itu adalah deskripsi yang cukup bagus," ungkap dia.

Dia pun menambahkan, meskipun benar bahwa rata-rata orang mengeluarkan gas 15-25 kali saat bangun, jumlah itu dapat bervariasi tergantung pada pola makan kita.

Menurut dia, penelitan yang sudah dilakukan itu juga tidak menyebutkan seberapa bahayanya bakteri yang keluar dari kentut.

Jadi, menurut Nazareth, tidur tanpa mengenakan pakaian sepertinya tidak begitu masalah.

"Sebenarnya, mengenakan pakaian dalam atau telanjang saat tidur adalah pilihan pribadi. Beberapa orang mungkin tidak suka pakaian dalam yang ketat," kata dia.

Jika kita lebih suka mengenakan pakaian dalam, pastikan itu terbuat dari kain yang longgar seperti katun.

"Pakaian dalam yang terlalu ketat justru dapat menjebak kelembapan dan mendorong pertumbuhan bakteri atau ragi tertentu di sekitar area kelamin kita," kata dia.

"Selain itu, tali celana dalam perempuan dapat mendorong bakteri dari anus untuk naik ke vagina karena desainnya," ungkap dia.

Bagi kita yang suka tidur telanjang, Dr Youn pun merekomendasikan untuk mengganti seprai secara teratur karena akumulasi keringat, sel kulit mati, dan tungau dapat menumpuk.

Di samping itu, Nazareth juga menyarankan kita untuk melakukan pembersihan ekstra jika khawatir tentang kotoran di seprai yang tidak terlihat mata.

Tapi, kentut kemungkinan tidak benar-benar menimbulkan ancaman kesehatan bagi tubuh kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com