Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Terapkan "Growth Mindset" Kala Stres Hadapi Pandemi

Kompas.com - 24/09/2021, 07:56 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi berkepanjangan akibat Covid-19 mengganggu kesehatan mental banyak orang.

Perubahan pola hidup, berbagai kekhawatiran dan ketidakpastian soal masa depan menjadi faktor pemicunya. Akibatnya, banyak orang kehilangan motivasi diri dan merasa stres sebagai bagian dari gangguan kesehatan mental yang dialaminya ini.

Analisa Widyaningrum, Psychologist & CEO Analisa Personality Development Center (APDC) Indonesia mengatakan, dibutuhkan mental yang tahan banting untuk bisa tetap bertahan selama masa pandemi ini.

"Mindset yang kita punya harus diatur, kita butuh growth mindset yakni pola pikir bertumbuh," terangnya dalam webinar Bincang Inspiratif Visa bertajuk “Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan”, Kamis (23/09/2021).

Baca juga: 3 Kunci Atasi Stres dan Meraih Sukses di Pekerjaan

Webinar Bincang Inspiratif Visa ?Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan? Webinar Bincang Inspiratif Visa ?Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan?

Salah satu metode yang dianjurkan ialah tidak lagi berusaha mengendalikan situasi yang berada di luar keterbatasan diri sendiri. Keinginan seperti ini cenderung membuat kita tidak mengapresiasi pencapaian kecil yang dilakukan.

"Karena terlalu banyak kekhawatiran, kecemasan dan tidak puas, jatuhnya malah tidak ngapa-ngapain," jelasnya.

Growth mindset, tambah Ana, mengajarkan kita bahwa segala upaya ditentukan oleh dedikasi dan kerja keras. Bukan talent, kecerdasan bawaan atau privilise lainnya yang dianggap keunggulan.

Baca juga: 5 Perempuan Atlet Dunia Pendobrak Hambatan Gender

Metode ini juga membuat kita mampu mengapresiasi kemajuan dalam proses yang dijalani. Artinya, kita cenderung fokus pada apa yang bisa dilakukan, bukan faktor-faktor lainnya di luar kuasa diri.

"Pandemi ini mengajarkan kita menyadari segala keterbatasan sekaligus tetap stick pada purpose, value dan apa yang bisa dilakukan," jelasnya lagi.

Ia berpendapat, pola pikir ini akan membuat mental kita menjadi lebih sehat khususnya di masa sekarang.

Mental yang sehat adalah kemampuan untuk menyadari apa yang dirasakan dan dipikirkan sehingga mampu mengolah perilaku agar bisa produktif secara kolaboratif secara sosial dan ekonomi, ungkap Ana.

Pengakuan atas emosi yang dirasakan, termasuk berbagai reaksi alaminya, akan menjadi jalan terbaik untuk menyeimbangkan kesehatan mental dalam berbagai kondisi.

Baca juga: Angkat Besi Tak Populer, Eko Yuli Irawan Biasa Tanding Tanpa Penonton

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com