Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Masa Kecil Picu Kebiasaan Gonta-ganti Pasangan, Benarkah?

Kompas.com - 24/09/2021, 17:31 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perilaku seseorang ketika dewasa rupanya amat bisa dipengaruhi masa kecilnya, termasuk dalam hal kesetiaan.

Pola asuh orangtua memberikan pengaruh yang amat besar bagi kondisi psikologis anaknya.

Hal ini bukan hanya berdampak ketika masih berusia kanak-kanak, namun mampu bertahan hingga usia dewasa.

Jovita Maria Ferliana, M.Si, psikolog yang fokus pada anak, keluarga dan remaja menyampaikan fakta ini pada webinar bertajuk "Perfect in Imperfection" pada Kamis, (23/9/2021).

Baca juga: Pelaku Ghosting Mendadak Datang Lagi, Begini Cara Meresponsnya

Menurut dia, salah satu yang amat berpengaruh adalah emotional deprivation alias deprivasi emosi yakni ketika seseorang merasa tidak diperhatikan dan dipedulikan.

Penyebabnya karena merasa tidak mendapatkan kehangatan, kasih sayang, dan cinta dari keluarga ketika masih kecil.

"Seseorang dengan kondisi ini cenderung meyakini bahwa dirinya tidaklah penting," kata dia dalam acara yang digelar Gading Konseling ini.

Sebagai balasannya, pribadi tersebut tidak ingin memedulikan orang lain dan gemar mencari perhatian untuk dirinya sendiri.

Perilaku yang cenderung muncul, tambah Jovita, adalah kebiasaan bergonta-ganti pasangan, teman dekat, pekerjaan dan berbagai hal lainnya.

Baca juga: Populer di Dunia Kencan, Apa itu Ghosting?

Tujuannya untuk mendapatkan kesenangan dan perhatian yang luput didapatkannya ketika kanak-kanak.

"Misalnya sering berganti pasangan, suka ghosting atau perilaku tidak setia lainnya," ujar Jovita lagi.

Kebiasaan tidak dipedulikan dan tidak mempedulikan orang lain akhirnya membuat orang tersebut haus akan upaya berpetualang mencari perhatian.

Akhirnya, mereka berusaha menjadikan orang lain sebagai korban sasaran luka emosionalnya sebagai bentuk pelampiasan.

Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyebutkan deprivasi emosi terjadi karena anak kurang memeroleh kesempatan untuk mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan.

Baca juga: 4 Alasan Seseorang Melakukan Ghosting, Apa Saja?

Khususnya momen yang melibatkan kasih sayang, kegembiraan, kesenangan, dan rasa ingin tahu.

Biasanya ini dialami oleh anak yang ditelantarkan atau ditolak oleh orangtuanya.

Selain itu, anak yang besar dan tinggal cukup lama di rumah sakit, panti sosial atau panti asuhan juga cenderung mengalaminya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com