Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2021, 19:26 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak terjadinya pandemi, kegiatan berbelanja di toko fisik tampak berkurang, dan toko online mulai diminati.

Berbelanja di toko online dipilih masyarakat sebagai solusi untuk meminimalkan kontak fisik yang biasanya sulit dihindari jika kita pergi ke pasar, supermarket atau mall.

Lia Kurtz, VP FMCG Lazada Indonesia mengungkapkan masa pandemi membuat masyarakat enggan bepergian ke luar rumah.

"Orang jadi susah ke mana-mana sejak pandemi, apalagi jika memiliki anggota keluarga yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona," jelas Lia dalam acara virtual Rumpi Bareng Lazada yang digelar Rabu (22/9/2021).

"Pergeseran behaviour pasti ada. Dan tahun 2020 adalah tahun di mana bisnis e-commerce mulai diakselerasi."

Ia mengakui, di awal pandemi terdapat beberapa kategori di situs e-commerce Lazada yang mengalami penurunan penjualan.

"Ada beberapa kategori yang terkena dampak dari pandemi. Namun setelah tiga hingga enam bulan semua kembali normal."

"Pada akhirnya, masyarakat tetap perlu berbelanja untuk memenuhi kebutuhan, sehingga masyarakat membeli secara online," ucap wanita tersebut.

"Barang-barang kebutuhan seperti baju, susu, dan groceries bertumbuh sangat cepat dibandingkan kategori lain."

"Tetapi juga ada kategori seperti elektronik dan beauty yang bukan kebutuhan primer juga dibeli masyarakat," lanjutnya.

Transaksi di kanal LazMall terus meningkat

Dalam kesempatan ini pula, Lia menerangkan peningkatan traffic pengunjung yang signifikan di LazMall sepanjang tahun 2021.

LazMall adalah kanal khusus Lazada yang diluncurkan pada 2018. Kanal khusus ini menawarkan produk dari brand lokal dan internasional dengan jaminan keaslian barang 100 persen.

Data Lazada di Asia Tenggara per semester 1 tahun 2021 menunjukkan pertumbuhan pelanggan baru di kanal LazMall hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Traffic pengunjung LazMall bertumbuh pesat. Di Asia Tenggara, kami sudah memiliki sekitar 110 juta pelanggan," kata Lia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com