Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meratakan Gigi dengan Aligner Bening Berteknologi Canggih

Kompas.com - 25/09/2021, 14:02 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Penggunaan aligner untuk meratakan gigi tanpa behel kini menjadi pilihan banyak orang. Aligner dianggap lebih nyaman, tidak menimbulkan sakit, dan tak mengganggu penampilan.

Aligner pun kini bermacam-macam, namun di Indonesia kini telah hadir produk perata gigi Smiley yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sehingga bisa menata gigi lebih presisi tanpa rasa sakit.

Perata gigi buatan Indonesia ini dirancang oleh tim ortodonti berpengalaman.

“Setiap perawatan gigi Smiley dirancang oleh tim ortodonti berpengalaman menggunakan software khusus yang bisa mengidentifikasi isu-isu pada struktur gigi dan membuat hasil rancangan perawatan yang lebih personal dan mendetail”, ungkap Anwar Yunus selaku CEO & Co-Founder dari Smiley.id dalam siaran pers.

Ia mengatakan, Smiley hanya mengatur pergerakan gigi yang membutuhkan perawatan saja.

“Dengan pendekatan ini, pasien pun tidak perlu merasakan nyeri atau sakit saat perawatan sudah berjalan,” ujarnya.

Baca juga: Kelebihan Meratakan Gigi dengan Aligner Dibanding Behel

Selain itu, bahan aligner juga elastis dan lembut, serta bisa dibuka kapan saja (saat makan atau minum), sehingga pasien lebih nyaman dan fleksibel.

Kiri: Anwar Yunus, CEO & Co-Founder dari Smiley dan kanan drg. Andres Tandean Sp.Ort Dok Smiley Kiri: Anwar Yunus, CEO & Co-Founder dari Smiley dan kanan drg. Andres Tandean Sp.Ort

Mengandalkan teknologi

Co-founder Smiley, dokter gigi Andres Tandean Sp.Ort mengatakan, kelebihan Smiley adalah mengandalkan kekuatan teknologi dalam setiap prosesnya.

“Smiley memastikan setiap aligner diproduksi dengan teknologi 3D print dan pasien dapat menyaksikan video simulasi 3D sehingga pergerakan gigi selama dan sesudah perawatan bisa diketahui di awal dan hasil perawatan akhir bisa sesuai dengan ekspektasi tersebut.” tambah Andres.

Karena setiap perawatan sudah dirancang sejak awal, pasien pun tidak memerlukan kontrol mingguan atau bulanan ke dokter gigi. Pasien juga bisa berkonsultasi dari rumah.

Baca juga: 6 Kesalahan yang Harus Dihindari demi Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Anwar, durasi perawatan dengan aligner relatif lebih cepat dibanding perawatan konvensional.

Sebagai perbandingan, rata-rata perawatan kami berkisar antara 6 bulan - 1,5 tahun, sementara rata-rata penggunaan kawat gigi adalah 1-3 tahun,” imbuhnya.

Smiley menawarkan dua paket utama, yaitu reguler dan premium. Paket reguler adalah untuk kasus gigi ringan dan menengah, sementara premium ditujukan untuk kasus gigi yang tergolong berat dan membutuhkan perawatan lebih lama.

Rata-rata perawatan reguler adalah 6 bulan sedangkan yang premium berkisar hingga 1,5 tahun.

Sejak berdiri pada tahun 2020, sejauh ini Smiley telah menangani sekitar 4.000 pasien, dimana kasus terbanyak adalah untuk perawatan gigi gingsul, gigi crowding, dan gigi tonggos.

Baca juga: Mana Lebih Baik, Sikat Gigi Sebelum atau Sesudah Sarapan?

Anwar mengatakan, Smiley juga akan terus meningkatkan kapabilitas teknologinya, yaitu pasien bisa mencetak aligner gigi secara mandiri di rumah tanpa harus datang ke klinik.

Di Indonesia sendiri, prevalensi kasus maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) sudah mencapai 80 persen dari populasi. Namun, proporsi penduduk yang menerima perawatan ortodontik masih berkisar di angka 0,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com