KOMPAS.com - Sudah lima tahun berlalu sejak watchmaker Hublot bermitra dengan Berluti --rumah mode mewah Italia-- dalam sebuah proyek.
Pada pameran jam dan perhiasan Baselworld 2016 lalu, Hublot dan Berluti mengenalkan kreasi terbatas bernama Classic Fusion.
Arloji dengan tali kulit ini hanya diproduksi 250 unit dan ketika itu ditawarkan seharga 27.900 franc Swiss (sekitar Rp 431 juta jika mengikuti kurs saat ini).
Sekarang, kedua perusahaan tersebut kembali membawa arloji limited edition, namun memiliki material dan tampilan yang jauh berbeda dibandingkan proyek sebelumnya.
Meski dinamai "Aluminio", bukan berarti jam tangan ini berbahan aluminium lho.
Aluminio merujuk pada material kulit yang menjadi signature Berluti dalam berbagai kreasi buatan perusahaan itu.
Permukaan kulit Aluminio akan berubah warna dan memudar seiring waktu, yang kerap disebut "efek patina".
Kulit Aluminio di bagian bezel ini berada di atas permukaan berbahan resin.
Oleh Hublot, kulit dan resin tersebut dikunci dengan enam sekrup untuk diikatkan ke cangkang arloji.
Kemudian, setiap angka dan indeks yang tercantum di bagian dial juga beralaskan material kulit.
Bedanya, kulit pada dial tidak akan memudar atau menimbulkan efek patina seperti kulit yang melingkari bezel, karena dial tersebut tertutup rapat.
Detail lain yang terlihat pada Big Bang Unico ini mencakup gerakan kronograf flyback di dekat indeks angka 9.
Adapun satu subdial yang "dikawinkan" dengan jendela penunjuk tanggal (date window) berada pada indeks angka 3.
View this post on Instagram