KOMPAS.com - Sebagai negara maritim, Indonesia menjadi lokasi favorit bagi banyak penggemar olahraga air termasuk snorkeling, scuba diving, dan juga freediving.
Snorkeling, yang kini banyak dilakukan di berbagai lokasi wisata, jauh lebih populer di kalangan orang awam.
Aktivitas snorkeling memang tergolong lebih mudah, karena dilakukan di perairan dangkal.
Baca juga: 6 Manfaat Kesehatan Freediving, Olahraga Selam Tanpa Alat Bantu Napas
Sedangkan scuba diving dan freediving lebih cocok untuk penjelajahan laut dalam dan lebih luas.
Tentunya, dua jenis olahraga ini membutuhkan pelatihan dan teknik khusus untuk memastikan keamanannya.
Scuba diving merupakan kegiatan jelajah bawah laut dengan bantuan alat pernapasan, sehingga durasi penyelamannya bisa lebih panjang.
Hal ini sesuai dengan singkatkan SCUBA yakni Self Contained Underwater Breathing Apparatus yang jika diterjemahkan menjadi alat pernapasan mandiri di bawah air.
Sedangkan freediving, yang baru-baru ini jadi pembahasan, adalah olahraga selam bebas yang dipraktikkan tanpa alat bantu pernapasan.
Artinya, seseorang benar-benar memaksimalkan fungsi tubuhnya untuk menahan napas selama mungkin ketika berada di bawah air.
Freediving dan scuba diving adalah dua jenis olahraga yang berbeda meski sama-sama memberikan kesempatan menikmati keindahan bawah laut.
Para penggemarnya menyebut dua olahraga ini memberikan pengalaman yang menakjubkan dan sukar dijelaskan.
Selain soal penggunaan alat bantu pernapasannya, ada beberapa hal yang menjadi pembeda utama di antara kedua jenis olahraga ini.
Berikut adalah perbedaan antara freediving dan scuba diving berdasarkan penjelasan PADI (Professional Association of Diving Instructors), organisasi selam terbesar di dunia.
Baca juga: Menyelam, Pilih Scuba Diving atau Freediving?
Praktisi freediving bisa bergerak lebih bebas di bawah air karena tidak membawa tangki oksigen.
Mereka bisa berenang cepat mengikuti gerakan ikan, berhadapan langsung dengan ikan paus dan menikmati kehidupan bawah laut lainnya.