KOMPAS.com - Banyak orang berharap bisa memiliki waktu luang untuk bersantai dan melakukan segala aktivitas favoritnya.
Namun di sisi lain, ada pula yang merasa memiliki terlalu banyak waktu luang, dan tidak produktif.
Hal ini biasanya dialami oleh orang yang terbiasa menjalani aktivitas padat setiap hari.
Perasaan serupa juga sempat amat dirasakan di era pandemi ini, ketika kita harus lebih banyak berdiam diri di rumah.
Baca juga: Berapa Banyak Waktu Luang yang Dibutuhkan agar Lebih Bahagia?
Meski awalnya terasa menyenangkan, kehidupan dengan mobilitas rendah dan waktu luang yang berlebihan akhirnya terasa membosankan.
Karena perasaan itu pulalah kemudian muncul berbagai hobi musiman di era pandemi termasuk memelihara burung, tanaman hias, memasak, dan juga menata rumah.
Namun, jika semua kegiatan itu sudah dijalani, dan merasa masih memiliki terlalu banyak waktu luang, apa yang sebaiknya dilakukan?
Penelitian di Amerika Serikat menyatakan terlalu banyak waktu luang ternyata tidak membuat kita lebih bahagia.
Bahkan, kondisi ini bahkan bisa menurunkan kualitas dan kesejahateraan hidup.
Riset yang dilakukan oleh Anderson School of Management, Universitas California Los Angeles ini menyimpulkan manusia sebenarnya tidak suka bermalas-malasan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.