KOMPAS.com - Madu merupakan cairan alami manis yang dihasilkan oleh lebah dengan mengumpulkan nektar tanaman berbunga. Sudah menjadi rahasia umum, jika madu digandrungi banyak orang karena manfaatnya untuk kesehatan kita.
Tetapi, sayangnya banyak pula oknum-oknum licik yang memalsukan madu. Tidak heran jika kita menjadi sangat berhati-hati saat ingin membelinya karena banyak madu palsu di pasaran.
Kendati demikian, kehati-hatian kita ini perlu didasari dengan informasi yang sesuai dengan fakta, mengingat mitos-mitos yang bekembang juga tak kalah meyakinkan dan bisa menyesatkan.
Nah, agar tak termakan mitos-mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar di masyarakat, ketahui kebenarannya di balik mitos tersebut.
Mitos 1. Madu asli tidak akan berubah warna
Perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa. Hal tersebut disebabkan adanya reaksi maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.
Seperti yang diketahui, antioksidan tersebut bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.
“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” kata Dr. Hj. Dewi Masyithoh, SP., M.Pt., Owner & Komisaris Kembang Joyo Group.
Mitos 2. Madu asli tidak disukai semut
Mitos yang satu ini juga tidaklah tepat. Faktanya, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.