Alasannya, jalan kaki setelah makan akan membantu proses penyerapan nutrisi, menurunkan respons insulin, dan membantu mendistribusikan kalori sebagai bahan bakar, bukan lemak.
Sebuah penelitian pada 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia menganalisis efek jalan kaki pada penderita diabetes tipe 2.
Penelitian tersebut menemukan bahwa jalan kaki selama 10 menit setelah makan membantu subjek penelitian menurunkan kadar gula darah mereka.
Baca juga: 4 Manfaat Jalan Kaki untuk Penderita Diabetes
Target mengecilkan perut buncit memang sangat ditentukan dari asupan kalori. Namun, ada pendekatan lain yang juga bisa membantu kita meraih defisit kalori.
Fisiologis olahraga tersertifikasi sekaligus spesialis kekuatan dan kondisi, Amir Yazdanparast menyebutkan di antaranya adalah jalan cepat, jalan kaki jarak jauh, jalan menanjak, jalan menggunakan beban, naik-turun tangga, dan melakukan gerakan olahraga berbeda sambil jalan kaki bisa membantu kita mengecilkan perut buncit secara maksimal.
Misalnya, kita bisa menyelingi jalan kaki dengan gerakan seperti lunge atau squat untuk membakar lebih banyak kalori.
Baca juga: Ketahui Manfaat Latihan Squat Setiap Hari
Misalnya, menurut Harvard Health Publishing seperti dikutip Livestrong, jalan kaki dengan kecepatan sekitar 6,5 km per jam bisa membakar sekitar 170-180 kalori dalam setengah jam.
Meski hitungannya bisa berbeda-beda, tapi dengan mengetahui berapa banyak kalori yang terbakar kita bisa menentukan perencanaan olahraga ke depannya jika ingin mengejar target berat badan tertentu.
Agar lebih mudah, kita bisa menggunakan alat yang dilengkapi penghitung langkah.
Baca juga: 5 Rekomendasi Aplikasi Penghitung Kalori untuk Pelaku Diet
Utamanya jika kita baru saja memulai rutinitas jalan kaki, memulai dengan perlahan adalah langkah yanng tepat.
Kita bisa mulai dengan jalan kaki 5-10 menit per hari, kemudian menambah menitnya dari waktu ke waktu.
Meningkatkan intensitas secara perlahan bisa memberi jaringan ikat tubuh kita waktu untuk beradaptasi dengan tantangan baru dan mengurangi risiko cedera.
Jika tidak punya banyak waktu untuk jalan kaki, cobalah menerapkan latihan interval untuk memaksimalkan pembakaran lemak, yakni dengan menggabungkan periode jalan cepat dan jalan lebih lambat.
Baca juga: Jalan Cepat atau Lari, Mana Lebih Efektif Bakar Kalori?