Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2021, 08:15 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stunting menjadi salah satu persoalan utama reproduksi di Indonesia karena persiapan kehamilan yang masih kurang optimal.

Calon pasangan suami istri dianjurkan memastikan kondisi kesehatannya sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, khususnya jika ingin langsung memiliki anak setelah menikah.

Kepala BKKBN, Dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengatakan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah penting untuk mencegah berbagai masalah kehamilan termasuk stunting pada anak.

Menurutnya, masyarakat memiliki kebiasaan buruk dengan memilih mengeluarkan biaya hingga puluhan juta untuk sekadar melakukan prewedding, tapi tidak memikirkan hal yang lebih mendesak yakni prakonsepsi.

Dikutip dari riset Universitas Sumatera Utara, prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi (pembuahan).

Baca juga: Cegah Stunting, Penuhi Gizi sejak Persiapan Kehamilan

Prakonsepsi itu sangat murah, calon ibu hanya minum asam folat, periksa hb (hemoglobin), minum tablet tambah darah gratis kalau di puskesmas, biaya untuk persiapannya tidak lebih Rp 20.000," ujar Hasto.

Sementara itu, calon suami dianjurkan untuk mengurangi kebiasaan merokok dan mengkonsumsi zinc agar kualitas spermanya lebih baik.

Hasto menyarankan, pria mempersiapkan diri jauh sebelum menikah karena sperma diproduksi tubuh selama 75 hari baru bisa menampakkan hasil optimal.

Kebiasaan diet ketat sebelum pesta pernikahan juga kurang baik untuk program kehamilan. Pasalnya, wanita mengalami menstruasi yang membuatnya kehilangan cukup banyak darah dan nutrisi tubuh.

Semua tersebut perlu dilakukan untuk memastikan kita memenuhi kriteria kesehatan ideal untuk memproduksi, mengandung serta melahirkan anak yang sehat.

Baca juga: 16 Tanda-tanda Hamil Muda yang Penting Diketahui

Guna mencegah stunting dan risiko masalah kehamilan lainnya, wanita disarankan untuk tidak hamil terlalu muda atau terlalu tua.

Disarankan untuk menjalani program kehamilan di atas usia 20 tahun dan di bawah usia 35 tahun.

Hamil terlalu terlalu sering dan dengan jarak kurang dari tiga tahun juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan bagi ibu dan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com