Namun, love bombing tidak selalu berarti kita berurusan dengan seorang narsisis. Ini juga dapat terjadi jika seseorang kesepian atau secara alami sangat murah hati dan penuh perhatian.
Di sisi lain, Behr berpendapat bahwa kebanyakan orang memiliki ciri-ciri yang dapat dianggap narsistik, bahkan jika seseorang bukanlah seorang narsisis sejati.
"Kita semua memiliki beberapa fitur narsistik dalam kepribadian kita, jadi mungkin saja love bombing yang kita terima berasal dari fitur narsisme daripada narsisme patologis sejati," terangnya.
Yang harus dilakukan
Love bombing bisa berbahaya karena pada akhirnya akan membuat kita kecewa.
Menurut Behr, idealisasi dapat membawa harga diri seseorang, harapan, dan kasih sayang timbal balik ke ketinggian yang besar hanya untuk diinjak-injak oleh devaluasi.
"Ketika seseorang melakukan love bombing pada kita, maka dengan mudah dia menumbuhkan perasaan romantis untuk kita," ungkapnya.
"Tetapi, ketika cinta dan kasih sayangnya dihapus sementara cinta kita tetap sama, perasaan yang tak terbalas dapat mengakibatkan patah hati atau perasaan pengkhianatan," tambah dia.
Baca juga: Hindari Komentar Ini pada Sahabat yang Patah Hati
Bagi beberapa orang, love bombing bahkan dapat menyebabkan panik, putus asa, depresi, ketakutan, dan kecemasan dalam hidup.
Jika kita curiga sedang mengalami fenomena ini, Manly menyarankan agar kita mengistirahatkan hubungan sejenak untuk mendapatkan perspektif yang lebih objektif.
"Bicaralah dengan teman tepercaya atau psikoterapis. Kemudian evaluasi hubungan tersebut dnegan membicarakan dengan pasangan tentang kekhawatiran kita," jelasnya.
Orang narsis yang kerap melakukan love bombing mungkin akan merasa terpukul dan stres ketika dihadapkan dengan kejujuran. Jadi, kita akan belajar banyak sifat pasangan dari tanggapan yang dilontarkannya.
Setelah mencoba menyampaikan kepada pasangan tentang kekhawatiran kita, itu bisa menghasilkan peningkatan dalam hubungan, tergantung pada tingkat wawasan pasangan kita.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah tetap waspada terhadap fluktuasi antara idealisasi dan devaluasi. Lalu, putuskan sendiri apakah kualitas hubungan masih layak dipertahankan atau tidak," imbuh dia.
Baca juga: 10 Tips Menangani Pasangan yang Kekanak-kanakkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.