KOMPAS.com – Umumnya, orang-orang menganggap bahwa batik itu terdiri dari tiga jenis, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik print.
Padahal, “batik print” itu sebenarnya bukan batik lho. Mengapa demikian?
Pertama-tama, mari lihat definisi batik. Menurut UNESCO, batik adalah teknik perintangan warna menggunakan lilin panas (malam) untuk membentuk motif tertentu.
Batik bukanlah pola melainkan proses. Orang-orang Jawa seringkali menyebut batik sebagai rangkaian dari dua kata, yaitu amba yang berarti menggambar atau menulis, dan tik, dari kata titik. Hambatik atau ambatik lalu diartikan sebagai menggambar titik-titik.
Artinya, jika bukan digambar langsung menggunakan lilin yang dikenal dengan sebutan malam, maka bukan batik.
Prosesnya pun panjang dan rumit, serta membutuhkan kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi.
Sementara itu, kain “batik” print tidak melaluinya. Itu hanyalah kain yang memiliki corak dan motif yang biasa kita temui pada kain batik asli.
Kain-kain itu tidak dibuat dengan menggambar, menitik, atau memberi warna dengan menutupi bagian yang tidak ingin diwarnai dengan lilin, melainkan dicetak menggunakan mesin.
Baca juga: Batik Tulis, Cap, dan Print, Bagaimana Membedakannya?
Kalau begitu, apa saja yang termasuk batik?
Nah, menurut teknik pembuatannya, yang termasuk batik adalah:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.