Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sejarah Batik, Benarkan Berasal dari China?

Kompas.com - 30/09/2021, 18:18 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Walau teknik membatik kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7, seni ini berkembang pesat di Jawa dan belakangan di tempat lain di Indonesia.

Catatan awal soal munculnya batik di Jawa sendiri tidak banyak, sehingga sulit menyebut siapa yang memulainya.

Baca juga: Batik Apakah yang Anda Kenakan Hari Ini?

Selain itu, dari mana asal-usul batik juga masih jadi perdebatan, terutama jika melibatkan alat yang dipakai.

"Pendapat di atas belum dapat memberikan kesaksian yang jitu sebab persoalan yang ditemukan antara teknik batik dan tutup celup yang ada di India sangat berbeda," kata seniman lukis yang juga staf pengajar di IKIP Negeri Yogyakarta, Amri Yahya.

Keyakinan bahwa batik berasal dari dataran China didukung dengan adanya kesaksian bahwa ditemukan jenis batik dengan teknik tutup celup sekitar 2.000 tahun SM di wilayah tersebut.

Batik yang diaplikasikan di China hanya menggunakan warna biru dan putih meski diproduksi dengan teknik yang cukup baik.

Namun sejumlah pihak menilai itu saja tidak bisa memastikan China sebagai daerah asal batik karena ada perbedaan pada alat dan bahan yang dipakai.

Selain itu, teknik coretan pewarnaan yang dilakukan di China tidak sama dengan yang dipraktikkan di Pulau Jawa. Juga, teknik dan alat yang dipakai lebih mirip dengan yang digunakan pada batik India.

Berdasaran sejumlah faktor tersebut, Amri beropini, batik bukan berasal dari India maupu China.

Baca juga: Batik Tulis, Cap, dan Print, Bagaimana Membedakannya?

Sejarah batik di Indonesia

Laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia menyebutkan batik dikenal sejak abad ke-17. Kala itu, nenek moyang kita menulis dan melukis batik di atas sehelai daun lontar.

Sejarah batik sebagai pakaian sendiri diawali oleh kebiasaan tradisi keraton di Indonesia termasuk Solo dan Yogyakarta. Para darah biru itu memakai kain batik dengan beragam motif yang memiliki filosofi kehidupan dan makna yang berbeda.

Awalnya batik hanya boleh dikenakan oleh raja dan keluarganya di dalam lingkungan keraton. Tradisi batik kemudian keluar dari keraton karena dibawa oleh abdi dalem sehingga mulai dikenakan masyarakat umum.

Pada fase inilah motif batik semakin berkembang menjadi lebih bervariasi. Jika awalnya hanya didominasi bentuk tanaman dan hewan maka mulai beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, atau unsur budaya lainnya.

Baca juga: Membedakan Batik Tulis dan Cetak Lewat Bau Kain hingga Corak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com