Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Tunadaksa Hasilkan Lengan Palsu dari Balok Lego

Kompas.com - 01/10/2021, 14:13 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk berkarya.

Setidaknya, filosofi itulah yang dianut pria asal Andorra bernama David Aguilar.

Sejak lahir, pria ini menyandang sindrom Polandia, sebuah penyakit bawaan yang membuat otot dada di sebelah kanan tidak berkembang.

Dengan hanya memiliki satu pergelangan tangan kiri, David merasa gugup karena dirinya berbeda dari anak-anak lain di usia sebayanya.

Akan tetapi, keterbatasan itu tak membuatnya kehilangan kepercayaan diri. Ia justru memiliki mimpi besar.

"Saya ingin melihat diri saya di cermin seperti saya melihat orang lain, memiliki dua tangan," tuturnya.

David mulai merancang lengan prostetik sejak usia sembilan tahun. Ia membuat lengan palsu tersebut dari bahan yang unik, yakni balok (brick) Lego.

"Lego adalah mainan pertama saya saat masih kecil, rasanya kita bisa menciptakan banyak hal. Hanya imajinasi yang membatasi kita," ungkap pria itu.

Impian David terhadap lengan buatan dari balok Lego itu mengantarkan dirinya menempuh pendidikan bioteknologi di Universitat Internacional de Catalunya, Spanyol.

Ketika memasuki usia 18 tahun, David menciptakan lengan palsu pertama bernama "MK-1" yang dibuat dari balok mainan set helikopter Lego Technic (#9396).

Karya David pun tercatat dalam rekor Guinness untuk "first functional Lego prosthetic arm" di tahun 2017.

Lengan palsu buatannya memiliki sambungan siku yang bisa bergerak, serta pegangan untuk mengambil barang yang dapat diaktifkan dengan menekuk sikunya.

"Model lengan pertama saya tidak digerakkan oleh mesin, saya mengendalikan lengan dengan otot saya dan sedikit menyakitkan setelah saya menggunakan lengan itu dalam waktu lama."

"Beruntung MK-I cukup kuat untuk menopang berat badan saya saat melakukan beberapa push-up," kata David.

Model lengan terbaru hasil kreasi David --MK-V-- dibekali fitur Spike Prime Hub. Fitur ini merupakan unit kendali yang bisa diprogram untuk menerima dan mengirimkan perintah dari sensor tubuh ke motor.

"Ini adalah lengan prostetik paling nyaman dari model saya dan saya tidak perlu menggunakan otot untuk mengangkat sesuatu," tambahnya.

Setelah mengungkap penampakan MK-V di sebuah acara yang diadakan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), David diberi julukan "the real Tony Stark" oleh Charlie Wen.

Wen adalah pendiri dan kepala departemen Visual Development di Marvel.

Tantangan utama yang dihadapi David saat membuat lengan prostetik adalah menciptakan keseimbangan antara fungsionalitas dan kenyamanan.

"Anda tidak bisa memakai sesuatu yang sangat tidak nyaman, meskipun itu sangat fungsional, dan sebaliknya," tegas David.

Beberapa potong balok Lego pada lengan palsu rancangan David memiliki bentuk membulat atau melengkung agar terasa nyaman ketika menyentuh kulit.

Merancang prostesis Lego bagi orang lain

Kabar seputar lengan palsu Lego David yang tercatat dalam rekor Guinness diketahui orang tua Beknur, bocah berusia delapan tahun yang tidak memiliki anggota tubuh yang sempurna.

Orang tua bocah itu menghubungi David dan meminta dibuatkan prostesis atau alat bantu tubuh oleh David.

Setelah mendengar kisah Beknur, David membuat tidak hanya satu lengan prostetik, tetapi dua lengan prostetik dari balok Lego.

Beknur dan ibunya menempuh perjalanan sejauh 1.300 kilometer dari rumah mereka di Strasbourg, Perancis menuju Andorra untuk menerima lengan palsu dari David.

Saat ini, Beknur bisa mengambil barang atau mainan dengan lengan palsu MK-Beknur, dan bermain di tablet menggunakan eMK-Beknur.

David hanya mematok nominal sebesar 15 euro (sekitar Rp 248.000) kepada orang tua Beknur untuk pembuatan kedua lengan palsu tersebut.

"Melihat kasus Beknur, saya merasakan kegembiraan dan kebahagiaan luar biasa ketika saya melihat dia menggerakkan lengan prostetik Lego untuk pertama kalinya. Dia tersenyum lebar," kenang David.

"Saya merasa beruntung bisa terus membuat prostetik ini, saya dapat membantu lebih banyak anak dan orang di seluruh dunia."

David memberikan tutorial secara cuma-cuma tentang proses pembuatan lengan palsu MK-V Lego di kanal YouTube miliknya, Hand Solo.

Rencana masa depan

David Aguilar dengan lengan prostetik dari balok Lego David Aguilar dengan lengan prostetik dari balok Lego
David memiliki banyak ide untuk merancang lebih banyak lengan prostetik di masa depan.

Tujuan utamanya adalah menciptakan MK-VI, lengan prostetik yang dapat menggerakkan tangan dan siku secara otomatis.

Dia juga berencana membuat jari-jari dengan versi yang berbeda dari sebelumnya untuk menciptakan gerakan jari yang lebih alami.

Di samping itu, penggunaan material lengan prostetik selain Lego juga menarik perhatian David.

"Saya sedang memikirkan tentang pencetakan 3D PLA atau FLEX, sejujurnya itu akan menjadi hal baru untuk prostetik buatan saya."

Pencapaian David ini tidak lepas dari dukungan ayahnya.

Bersama sang ayah, David menulis sebuah buku berjudul Piece by Piece (Pieza a Pieza) yang mendokumentasikan tentang perjalanan mereka berdua.

"Saya akan senang jika ayah menjadi penerima penghargaan atas usahanya membantu saya menjadi anak normal seperti yang lain."

David juga menceritakan kisahnya melalui komik pendidikan untuk anak-anak dan film dokumenter yang segera dirilis, berjudul Mr. Hand Solo.

"Sekarang, anak-anak di seluruh dunia akan belajar tentang kisah saya," ucapnya.

"Mudah-mudahan itu bisa mengubah cara berpikir mereka ketika melihat orang lain yang berbeda dari mereka, entah itu kehilangan anggota badan, memiliki Down Syndrome, atau autisme."

"Setiap orang berbeda, dan itulah yang membuat kita unik!"


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com