Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2021, 17:13 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan suasana hati (mood swings) yang cepat dan intens sebagian besar adalah bagian normal dari masa remaja.

Namun, terkadang perubahan suasana hati remaja juga bisa menandakan masalah yang lebih serius. Maka dari itu, semua orangtua harus mengetahui alasan perubahan suasana hati remaja dan cara mengatasinya.

Mengetahui apa yang terjadi di balik perubahan suasana hati dapat membantu kita dan anak remaja mengelolanya dengan lebih baik.

Baca juga: Manfaat Berbicara dengan Orang Asing bagi Remaja

Penyebabnya

Mungkin ada beberapa hal yang memicu emosional remaja naik turun. 

• Perubahan hormon

Perubahan suasana hati selama masa remaja sebagian dapat disalahkan pada biologi yakni hormon.

Naik turunnya hormon yang signifikan, yang terjadi selama masa pubertas dapat memengaruhi suasana hati remaja.

Saat remaja dewasa, mereka biasanya mengalami peningkatan iritabilitas, kesedihan yang intens, dan sering frustrasi akibat perubahan kimia ini.

Baca juga: Anak Remaja Meltdown, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

• Identitas

Pencarian jati diri remaja juga memainkan peran dalam perubahan mood yang cepat.

Memang, sehat bagi remaja untuk mencari kemandirian dan menetapkan keyakinan, tujuan, dan pedoman mereka sendiri yang terpisah dari orangtua mereka.

Tetapi, saat membangun kemandirian itu, remaja cenderung mengalami beberapa gejolak batin yang dapat bermanifestasi sebagai perilaku yang mudah berubah.

Saat mencari jati diri, beberapa remaja mungkin juga mulai mempertanyakan identitas gender atau seksualitas mereka.

Proses ini dapat membingungkan atau bahkan membuat frustasi bagi remaja dan pengalaman tersebut dapat mempengaruhi suasana hati mereka.

Baca juga: 7 Tanda Anak Remaja Sedang Mencari Jati Diri

• Ekspresi diri

Perkembangan remaja yang sehat membuat remaja akan bertanya pada diri sendiri, “Siapakah saya?”

Pertanyaan yang berkembang ini mungkin berada di balik fase ekspresi diri yang dialami beberapa remaja selama masa dan berperan mengubah suasana hati mereka.

Misalnya, seorang remaja mungkin mengenakan pakaian hitam selama enam bulan hanya untuk kemudian mencari pakaian paling cerah yang dapat ditemukan.

Remaja secara alami lebih banyak bergaul dengan teman-temannya daripada orangtuanya. Situasi pandemi memaksa mereka menjalani hal sebaliknya sehingga dapat memunculkan stres.SHUTTERSTOCK Remaja secara alami lebih banyak bergaul dengan teman-temannya daripada orangtuanya. Situasi pandemi memaksa mereka menjalani hal sebaliknya sehingga dapat memunculkan stres.

• Stres

Stres karena masalah akademik, kecemasan tentang persiapan kuliah, atau sibuk dalam terlalu banyak kegiatan bisa mengubah suasana hati remaja.

Mungkin sudah waktunya untuk mendatangkan tutor atau mengurangi waktu yang dihabiskan di ekstrakurikuler.

Di rumah, tinjau kembali tanggung jawab anak remaja. Apakah terlalu banyak tugas menyita waktu berharga yang dibutuhkan untuk sekolah dan interaksi sosial?

Baca juga: Waspada, Anemia Saat Remaja Tingkatkan Risiko Lahirkan Anak Stunting

Kehidupan sosial

Seorang remaja akan sering merasa perlu menyesuaikan diri dengan teman-teman dan diterima secara sosial. Tanpa jenis dukungan ini, perubahan suasana hati dapat terjadi.

Kurangnya dukungan sosial yang sehat, perubahan pertemanan, bahkan bullying dapat memengaruhi mood seorang remaja.

Media sosial juga menjadi pusat perhatian dalam kehidupan sosial remaja dan dapat memengaruhi apakah mereka memiliki citra diri yang sehat.

Mencoba untuk menjaga penampilan, mengikuti tren terbaru, dan berpenampilan dengan cara tertentu dapat menyebabkan stres sosial dan lebih intens terhadap perubahan suasana hati.

Baca juga: Kenali Tanda Remaja Putri Jadi Korban Bullying Emosional

• Autisme

Remaja dengan spektrum autisme mungkin mengalami perubahan suasana hati yang lebih sering atau lebih parah saat mereka menavigasi masa remaja dan pengalaman unik mereka dengan autisme.

Tips untuk mengatasi mood swing pada remaja

Jika remaja mulai menunjukkan perubahan suasana hati, orangtua harus lebih proaktif dan coba untuk mengubah kebiasaan tertentu, serta melacak setiap perbedaan yang dibuat oleh upaya-upaya berikut ini.

• Tetap tenang

Berteriak atau menggunakan sarkasme sebagai tanggapan atas sikap atau perilaku anak remaja adalah kontraproduktif dan cenderung meningkatkan masalah.

Dekati remaja dengan tenang dan tetap tegas, terutama saat meminta pertanggungjawaban mereka atas ucapan balik yang tidak sopan atau perilaku bermasalah.

Baca juga: 6 Cara Membiarkan Remaja Mengendalikan Kehidupannya Sendiri

• Mendorong kebiasaan tidur yang sehat

Remaja yang terlalu lelah atau kurang tidur cenderung mengalami peningkatan kesulitan mengatur emosi.

Salah satu alasan terbesar remaja mengalami kesulitan tidur adalah karena mereka menggunakan gadget di dekatnya dan bahkan setelah waktu tidur.

Jadi, tetapkan aturan yang melarang penggunaan gadget dalam waktu satu jam sebelum tidur dan jangan biarkan mereka tidur dengan smartphone, tablet, atau barang elektronik lainnya.

• Tetapkan rutinitas olahraga

Olahraga adalah pendorong suasana hati yang alami dan dapat membantu meredakan perubahan suasana hati. Dorong remaja untuk berolahraga setidaknya 20 menit setiap hari.

Sebab, olahraga tidak hanya akan mengurangi stres, tetapi juga akan melepaskan endorfin yang dikenal mampu membantu meningkatkan suasana hati.

Baca juga: 4 Tips Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak dan Tetap Rendah Hati

• Dukung pola makan yang sehat

Membiasakan sarapan, mengurangi kafein, dan mengurangi gula hanyalah beberapa hal yang dapat membantu remaja merasakan yang terbaik.

• Kembangkan kreativitas

Dorong remaja untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan kreatif yang mereka sukai seperti seni, menulis, musik, teater, atau menari sebagai saluran positif.

Jika bisa, berikan juga mereka waktu dan ruang khusus untuk kegiatan-kegiatan ini agar membuat suasana hati menjadi lebih baik.

• Bicaralah dengan anak remaja

Cobalah untuk tetap terhubung dengan remaja, bahkan ketika perilaku mereka sulit diatur.

Bersikaplah gigih dalam memeriksa dan menanyakan bagaimana perasaan mereka, terutama jika mereka menghadapi lebih dari pasang surut suasana hati yang normal di masa remaja.

Validasi perasaan mereka dan bagikan kekhawatiran kita sebagai orangtua untuk menunjukkan dukungan kita.

Baca juga: Mengapa Instagram Berbahaya bagi Kesehatan Mental Remaja Perempuan

Mencari bantuan profesional

Depresi, gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan hanyalah beberapa dari masalah kesehatan mental yang umum muncul selama masa remaja.

Masalah kesehatan mental dapat diobati. Jadi, penting untuk mencari bantuan profesional jika remaja mengalami masalah yang lebih dalam daripada perubahan suasana hati.

Bicaralah dengan dokter khusus anak dan remaja atau konselor terlatih tentang segala kekhawatiran yang mungkin kita miliki.

Para remaja mungkin menemukan terapi dan konseling bermanfaat, bahkan jika mereka tidak memiliki diagnosis klinis.

Terapis akan menyediakan ruang yang aman untuk memproses perasaan dan mengembangkan kesadaran diri, serta mekanisme koping yang sehat pada remaja.

Baca juga: Gejala Depresi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com