Pola makan yang baik untuk penderita diare dapat meliputi:
Makanan kaya pektin, seperti buah-buahan
Baca juga: 15 Penyebab Diare di Pagi Hari yang Bisa Terjadi
Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kantong empedu kita, kantong kecil yang menyimpan dan mengeluarkan empedu untuk pencernaan.
Batu empedu terbentuk ketika terlalu banyak kolesterol atau limbah dalam empedu kita, atau jika kantong empedu tidak mengosongkan dengan benar.
Batu empedu yang menghalangi saluran yang mengarah ke usus dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam di perut kanan atas.
Penggunaan obat terkadang dapat melarutkan batu empedu. Namun, jika itu tidak berhasil untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan ini, langkah selanjutnya adalah melakukan operasi untuk mengangkat kantong empedu.
Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Batu Empedu
Penyakit celiac adalah gangguan sistem pencernaan yang harus didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan, dan sering disalahartikan sebagai gangguan lainnya sebelum benar-benar dikenali.
Pada anak-anak, gejala penyakit celiac bisa termasuk sakit perut dan kembung, diare, sembelit, muntah, dan penurunan berat badan.
Sementara pada orang dewasa, gejala penyakit celiac juga bisa mencakup anemia, kelelahan, keropos tulang, depresi, dan kejang. Namun, beberapa orang mungkin tidak memiliki gejala apapun.
Satu-satunya pengobatan untuk penyakit celiac adalah menghindari makan gluten. Alternatif umum untuk gluten termasuk beras merah, quinoa, lentil, tepung kedelai, dan tepung jagung.
Baca juga: 9 Gejala Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai
IBD adalah penyakit autoimun, yang berarti ada reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak normal.
Gangguan sistem pencernaan ini dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, mengakibatkan diare, sakit perut, kehilangan napsu makan, demam, dan penurunan berat badan.
Untuk penyakit Crohn, dokter belum yakin apa yang menjadi penyebabnya. Namun, diperkirakan genetika dan riwayat keluarga mungkin berperan terhadap seseorang memiliki penyakit Crohn.
Pengobatan tergantung pada gejalanya dan dapat mencakup pereda nyeri topikal, imunosupresan, hingga tindakan pembedahan.
Menghindari makanan pemicu seperti produk susu, minuman berkarbonasi, alkohol, kopi, buah dan sayuran mentah, daging merah, dan makanan yang berlemak, digoreng, pedas, atau penghasil gas juga dapat membantu mencegah flare pada gangguan sistem pencernaan ini.
Sementara kolitis ulserativa dapat diatasi dengan obat yang menekan peradangan dan menghindari makanan pemicu ketidaknyamanan.
Dalam kasus yang parah, pengobatan untuk kolitis ulserativa mungkin melibatkan pembedahan untuk mengangkat usus besar.
Baca juga: 6 Gejala Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang Perlu Diwaspadai
Penderita gangguan sistem pencernaan ini juga mungkin merasakan gejala seperti sembelit atau diare.
Namun, gejala IBS sebetulnya sangat bervariasi. Seseorang bisa saja mengalami tinja keras, namun di hari lainnya mengalami tinja yang encer dan berair.
Kembung juga bisa merupakan gejala IBS.
Penyebab IBS masih tidak diketahui, tetapi pengobatan gejala sebagian besar berpusat pada pola makan, seperti makan makanan rendah lemak, tinggi serat dan menghindari makanan pemicu umum, seperti produk susu, alkohol, kafein, pemanis buatan, dan makanan yang menghasilkan gas.