Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Memilih Bentuk Hukuman yang Tepat Saat Anak Berbuat Salah

Kompas.com - 05/10/2021, 19:55 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

"Saya menyarankan orangtua untuk menghindari mengambil hal-hal yang akan membantu anak-anak mengelola emosi mereka secara positif selama menjalankan konsekuensinya, misalnya menggambar atau memakai mainan favoritnya saat stres," terang Dr Parmar.

"Saya juga tidak merekomendasikan melarang anak menghadiri acara-acara langka atau khusus seperti pesta kelulusan atau perayaan ulang tahun yang tidak dapat mereka alami kembali," sambung dia.

Baca juga: Tanda Anak Sedang Stres dan Butuh Dukungan Orangtua

Menerapkan konsekuensi seperti itu dapat menyebabkan anak memendam perasaan yang keras terhadap kita.

Dan jika kita, sebagai orangtua, juga harus melewatkan acara penting itu untuk mengawasi anak di rumah, kita mungkin menabur benih kebencian terhadap anak kita.

Secara umum orangtua harus menghindari bentuk konsekuensi berupa melarang anak melakukan hobi atau kegiatan ekstrakulikuler seperti olahraga atau kelas drama.

"Perilaku buruk mungkin butuuh pengawasan kita. Jangan buru-buru mengambil alat yang dibutuhkan anak untuk rutinitas sehari-hari mereka seperti laptop atau gadget lainnya," lanjut dia.

Baca juga: Apakah Mood Swing pada Remaja Normal?

Cara efektif menerapkan hukuman

Ketika menentukan hukuman yang tepat, tantangan pertama adalah membuat keputusan secara tenang dan rasional. Sesuaikan juga dengan berat ringannya perilaku negatif yang ingin kita perbaiki.

Menghukum anak remaja selama sebulan saat pertama kali mereka melanggar jam malam adalah tindakan yang berlebihan.

Hal yang berlebihan semacam itu bisa terasa pembalasan dan permusuhan, membuat anaktidak bisa belajar dari kesalahan mereka.

"Konsekuensi yang terlalu panjang juga menimbulkan bahaya anak teralihkan dari tujuannya dan akhirnya tidak peduli dengan konsekuensinya sama sekali," ungkap Parmar.

"Jika anak merasa targetnya terlalu mustahil untuk dicapai dan tidak ada hal lain yang memotivasi mereka dalam jangka pendek, kemungkinan besar mereka akan menolak untuk berpartisipasi atau mengikuti arahan kita," imbuh dia.

Menerapkan sikap disiplin yang efektif membutuhkan kejernihan pikiran yang mungkin sulit dipahami di saat emosi kita sedang meluap.

Lebih baik memberi diri waktu dan ruang untuk membuat keputusan yang bijaksana daripada membiarkan sikap impulsif membuat lebih banyak ketegangan antara kita dan anak kita.

Baca juga: Anak Remaja Meltdown, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com