Semua hal-hal yang berkaitan dengan perawatan diri seharusnya bisa membantu kita membersihkan piiran-pikiran, perasaan, dan energi yang tidak diinginkan dan ingin kita lepaskan.
Setelah melakukan ritual merawat diri, sering kali kita mampu mengurangi stres setelah putus cinta.
Baca juga: Ingin Atasi Stres? Coba Tambahkan Garam Saat Berendam
Banyak orang berpikir untuk tetap menjaga relasi pertemanan setelah putus cinta karena menganggap memutus komunikasi adalah hal berlebihan dan tidak dewasa.
Namun, menurut laman Psychology Today, mengetahui bagaimana menjaga kesejahteraan emosional kita barulah hal yang dewasa.
Jadi, memutus komunikasi dengan mantan, termasuk berhenti mengikuti semua media sosialnya, adalah salah satu cara move on yang baik.
Memang, ini tergantung pada keadaan karena sebagian orang merasa bisa saja berteman dengan mantan tanpa adanya perasaan yang mengganjal.
Namun, sering kali relasi pertemanan tidak akan tulus terbentuk sebelum kita pulih sepenuhnya dari luka akibat putus cinta dan itu membutuhkan waktu.
Ketika sedang merasa sakit emosional, kita akan lebih rentan. Melindungi diri kita dengan batasan-batasaan sehat adalah hal penting untuk merawat diri.
Jadi, cobalah secara sopan beri tahu mantan untuk memberikan kita ruang dan memilih untuk tidak berhubungan dengannya untuk sementara waktu. Tapi, bukan malah melakukan ghosting.
Jika ada situasi di mana kita dan mantan terpaksa harus berhubungan, misalnya karena faktor lingkungan pekerjaan, sekolah, atau lainnya, pahamilah bahwa ada perbedaan antara sikap ramah dan bersikap berteman.
Pertemanan yang tulus artinya kedua individu peduli dengan kondisi kesejahteraan masing-masing.
Memilih untuk bersikap ramah artinya kita tak punya ekspektasi dan memperlakukannya dengan hormat, seperti memperlakukan orang lainnya.
Baca juga: 12 Cara Menghapus Sosok Mantan dari Kehidupan
Menurut penulis Single That: Dispelling the Top 10 Myths of the Single Woman, Acamea Deadwiler, terkadang kita tidak bisa berhenti memikirkan orang lain karena ada masalah yang belum terselesaikan dan ada hal-hal yang masih perlu disampaikan.
Jika begitu, cobalah mengirim surat atau pesan pada mantan tentang bagaimana kita merasa sakit, kenapa kita sakit, apa yang kita inginkan dari mereka, dan lain sebagainya, tanpa harus mengirimkan surat atau pesan itu.
Terkadang, menuliskan semua perasaan itu di atas kertas adalah yang kita butuhkan, tanpa harus benar-benar bicara pada yang bersangkutan.
Jika diperlukan, kita juga bisa berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk membantu menemukan masalah kita, bukan berbicara dengan mantan.
Baca juga: Jangan Remehkan Manfaat Menulis Jurnal
Menurut pakar hubungan KS Lewis, cobalah untuk meraih kalender atau buku perencanaan, kemudian buatlah daftar kegiatan yang akan kita habiskan sendiri, atau bersama teman dan keluarga.