Itu termasuk penelitian tentang alat bantu membaca visual seperti spasi huruf yang lebih lebar, overlay warna untuk mengurangi kelelahan mata, atau penggunaan font ramah disleksia.
Menurut Montalto, beberapa peneliti menyimpulkan ada manfaat. Namun, bukti penelitiannya masih kecil.
Disleksia bukan gangguan pemrosesan visual
Di sisi lain, penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Research in Developmental Disabilities melibatkan 32 anak dengan disleksia dan 27 anak normal dengan usia dan skor IQ yang sama.
Para peneliti meminta setiap anak membaca dengan keras empat teks pendek dengan atau tanpa spasi huruf tambahan dan dengan atau tanpa lapisan warna.
Baca juga: 8 Cara agar Anak Cepat Membaca, Orangtua Perlu Tahu
Ternyata, overlay tidak membuat perbedaan dalam kecepatan membaca atau kesalahan. Tapi taktik spasi huruf berhasil.
Anak-anak dengan disleksia juga cenderung lebih sedikit melewatkan kata ketika membaca dari teks yang lebih luas dan tidak ada efek pada kesalahan membaca lainnya seperti mengucapkan kata yang salah atau salah pengucapan.
"Metode ruang ekstra pada kata dapat digunakan untuk semua orang di kelas dan bermanfaat bagi semua," kata ketua peneliti dan dosen psikologi di Anglia Ruskin University di Inggris, Steven Stagg.
Dia juga mengakui bahwa teori yang menyatakan bahwa disleksia melibatkan masalah dengan pemrosesan visual adalah "tidak konklusif."
Stagg menuturkan bahwa anak-anak dengan disleksia terkadang memiliki kondisi yang menyertainya seperti gangguan hiperaktif atau gangguan mata yang disebut sindrom Meares-Irlen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.