KOMPAS.com - Bicara mengenai harga diri (self-esteem), seperti anak perempuan, anak laki-laki ternyata juga berisiko tinggi mengalami masalah ini.
Anak laki-laki cenderung merasa harus jantan dan harus bisa, sehingga memunculkan perasaan membenci diri sendiri ketika mereka gagal memenuhi harapan.
Bahkan, seperti yang dicatat oleh Harvard Health, saat ini dunia anak laki-laki dipenuhi anggapan yang ketat, di mana mereka tidak boleh melanggar prinsip kejantanan dengan menangis dan harus menyamakan diri mereka dengan anak laki-laki lain.
Hal ini membuat anak laki-laki sangat rentan, dan ketika mereka merasa malu untuk menangis atau menunjukkan perasaan, mereka bisa menjadi terlalu keras pada diri sendiri, sehingga mulai membenci diri mereka.
Mengenal self-hate
Menurut Psychology Today, orang yang membenci diri sendiri (self-hate) mengabaikan hal-hal baik tentang dirinya dan berfokus pada sisi negatif, bahkan ketika orang tersebut mengalami hari yang baik.
Membenci diri sendiri muncul karena perasaan gagal, bersalah, dan rendahnya rasa percaya diri yang mendalam, akibat membandingkan diri dengan orang lain dan merasa tidak bisa melakukan banyak hal.
Meskipun kadang-kadang pernyataan negatif terhadap diri sendiri dianggap biasa, namun bila dilontarkan oleh anak-anak, mereka bisa menjadi negatif terhadap dirinya dan menunjukkan masalah harga diri yang lebih serius.
Baca juga: Anak Laki-laki Pantang Menangis?
Kebencian pada diri sendiri bisa terjadi tanpa seseorang menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.
Oleh karena itu, langkah pertama adalah membantu anak laki-laki memahami bagaimana perasaan mereka tentang diri mereka sendiri, dan bagaimana hal itu memengaruhi cara mereka melihat diri mereka sendiri.
Kemudian, pertimbangkan saran-saran berikut untuk membangun harga diri yang sehat, seperti yang dilansir dari laman Moms.
1. Kenali perasaan mereka
Mengenali bagaimana perasaan anak laki-laki membuat mereka merasa benar-benar terlihat.
Ketika berbicara dengan seorang anak laki-laki yang membenci diri sendiri, kita mungkin secara alami ingin menyangkal atau melawan hal-hal negatif yang dia katakan tentang dunia atau dirinya sendiri.
Jika anak berkata, "Saya tidak menarik atau semua orang membenci saya," kita mungkin ingin menyangkalnya dan meyakinkannya bahwa dia adalah orang yang hebat dan semua orang menyukainya.
Meskipun penghargaan ini mungkin tampak mendukung, kecil kemungkinan anak kita akan mempercayainya.
Akan lebih membantu untuk mengakui bagaimana perasaan anak laki-laki kita, meskipun kita tidak setuju dengan apa yang dia katakan.
Jika anak laki-laki kita berpikir tidak ada yang menyukainya, kita dapat menenangkannya dengan mengatakan, "Sepertinya kamu merasa sendirian dan ditinggalkan. Tapi, aku disini untukmu."
2. Dorong untuk terbuka tentang perasaan mereka
Dorong anak laki-laki untuk terbuka tentang bagaimana perasaan mereka, menjelaskan kemarahan, atau kesedihan mereka.
Ini dapat memberikan mereka kesempatan untuk berbicara tentang perasaan mereka dan memeriksa emosi mereka.
Kita dapat melakukan percakapan ini di dalam mobil atau saat melakukan kegiatan lain bersama di rumah.
Selain itu, kita dapat mendukung emosi anak laki-laki dengan memberi tahu dia bahwa perasaannya baik-baik saja dan semua orang mendukungnya.
3. Menjadi orangtua yang suportif
Mungkin sulit bagi orangtua untuk mendengarkan anak laki-laki mereka merendahkan diri.
Orangtua mungkin merasakan dorongan untuk melakukan mengatakan hal-hal seperti, "Berhentilah berbicara seperti itu tentang dirimu."
Namun, komentar ini mungkin bisa membuat anak laki-laki kita merasa dihakimi dan bisa menjadi lebih jauh dari kita.
Cara terbaik yang harus dilakukan oleh orangtua adalah dengan menunjukkan bahwa mereka ada dalam keadaan terburuk atau terbaik mereka. Menjadi orangtua yang lebih suportif.
4. Dorong mereka ikut kegiatan sosial
Anak laki-laki perlu mengembangkan minat yang tidak maskulin secara konvensional dan tidak membuat mereka rentan terhadap rasa takut diejek.
Misalnya, mengambil bagian dalam kegiatan sosial dengan anak perempuan di sekolah dapat mengurangi daya saing dengan anak laki-laki lain.
Dengan cara ini, anak laki-laki tidak akan mendefinisikan dirinya dengan apa yang dianggap anak laki-laki lain sebagai perilaku keren dan tidak akan membuat dirinya lebih baik dengan memandang rendah orang lain.
5. Berkonsultasi dengan terapis
Jika anak laki-laki berpikir negatif tentang dirinya sendiri, baginya, itu adalah kenyataan.
Ini berarti mereka mungkin tidak berpikir bahwa mereka pantas untuk merasa lebih baik tentang dirinya sendiri.
Dalam hal ini, sebagai orangtua kita harus mempertimbangkan untuk membawa anak laki-laki ke terapis atau konselor profesional.
Dengan cara ini, terapis dapat membantu anak laki-laki kita membangun kembali harga dirinya secara sehat.
Baca juga: Hindari Mengucapkan 3 Kalimat Ini kepada Anak Laki-laki
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.