Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Kemampuan Anjing untuk Merasakan Emosi Pemiliknya

Kompas.com - 08/10/2021, 09:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai pemilik anjing, kita selalu mengira hewan kesayangan itu dapat merasakan emosi kita. Benarkah anggapan itu?

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bagaimana isyarat perilaku dari manusia dapat membuat anjing membedakan ketakutan, kegembiraan, atau kemarahan pemiliknya.

Dengan keunikan ini, artinya anjing sangat mampu menangkap seluruh perasaan tersebut dari manusia.

Hal ini sama seperti anak manusia yang mencari petunjuk kepada orangtua tentang bagaimana bereaksi terhadap orang lain dan dunia di sekitar mereka.

Baca juga: Anjing atau Kucing, Mana yang Lebih Pintar?

Ketika manusia menunjukkan perasaan tenang dan percaya diri, maka anjing cenderung melihat lingkungan di sekitar hewan itu sebagai tempat yang aman dan nyaman.

"Hubungan emosional antara manusia dan anjing adalah inti dari hubungan itu."

Demikian kata Clive Wynne, profesor psikologi dan Direktur Canine Science Collaboratory di Arizona State University, Amerika Serikat.

"Anjing adalah makhluk sosial yang luar biasa, jadi hewan itu mudah terpengaruh oleh kehangatan dan kegembiraan kita."

Akan tetapi, jika pemilik anjing merasa stres dan cemas, anjing bisa merasakan hal yang sama.

Penularan emosi antarspesies (manusia dengan anjing) yang disebut para psikolog ini dilandasi faktor psikologis, fisiologis, dan perilaku.

Sejumlah penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir menunjukkan transmisi emosi dari manusia ke anjing dipengaruhi beberapa hal.

Hal itu adalah pelepasan hormon seperti oksitosin, perubahan bau badan pada manusia, pelepasan neuron pada anjing dan pemiliknya, serta faktor fisiologis lain.

Penelitian terbaru juga menemukan, kemampuan manusia dan anjing dalam menangkap emosi bergantung pada durasi hubungan kedua makhluk hidup tersebut.

Bentuk primitif dari empati

Pada manusia dan anjing yang memiliki keterikatan emosional, kedua makhluk mampu mendeteksi dan memahami perasaan satu sama lain hingga berbagi emosi yang sama.

Baca juga: 3 Trik Mengajarkan Perintah Dasar pada Anjing

Penelitian menunjukkan, anjing dapat mengetahui jika kita mengantuk, mengalami peningkatan kadar kortisol ketika mendengar bayi menangis (seperti manusia), dan menanggapi nada emosional suara kita.

Dalam hal berinteraksi seperti menatap mata satu sama lain, sebuah penelitian mengungkap manusia dan anjing mengalami pelepasan oksitosin, yang sering disebut hormon cinta.

"Ketika membicarakan ikatan, pelepasan oksitosin dirangsang oleh kontak mata atau sentuhan sosial seperti belaian, dan ini bekerja dua arah, dari anjing ke manusia dan dari manusia ke anjing."

Begitu penjelasan Larry Young, profesor psikiatri dan Direktur Silvio O. Conte Center for Oxytocin and Social Cognition di Emory University.

"Untuk mendapatkan penularan emosional, anjing harus mampu mengenali emosi pemiliknya, yang membutuhkan perhatian. Itu menyebabkan otak berfokus pada isyarat sosial."

Anjing juga memiliki empati afektif, atau kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, terutama sosok yang penting bagi hewan tersebut.

Penularan emosi adalah bentuk primitif dari empati afektif yang mencerminkan kemampuan untuk berbagi perasaan.

Sebagai contoh, pada studi tahun 2020 yang dimuat dalam Canadian Journal of Experimental Psychology, para peneliti memantau reaksi anjing ketika pemiliknya atau orang asing berpura-pura tertawa atau menangis.

Anjing itu memberikan lebih banyak perhatian pada tuannya yang tampak menangis, baik dalam bentuk kontak visual maupun fisik.

Sementara ketika orang asing yang menangis, anjing-anjing tersebut memerlihatkan respons stres yang lebih tinggi.

Demikian penjelasan co-author studi Julia Meyers-Manor, profesor psikologi di Ripon College di Ripon, Wisconsin, AS.

"Semua jenis empati memiliki beberapa komponen emosi yang menular," ujar Meyers-Manor.

"Dalam beberapa hal, mengenali emosi makhluk lain secara kognitif lebih kompleks, sedangkan merasakan apa yang dirasakan hewan lain lebih sederhana."

Ketika seseorang berbagi perasaan dengan orang lain, seringkali selama percakapan manusia secara alami meniru ekspresi wajah, postur, dan bahasa tubuh orang lain tanpa disadari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com