KOMPAS.com - Sebagai manusia, kita cenderung menjadi makhluk sosial dan penelitian telah menunjukkan, hubungan sosial sangat penting untuk kesejahteraan emosional maupun fisik.
Namun, memiliki waktu untuk diri sendiri atau "me time" ternyata juga memainkan peran yang penting dalam meningkatkan kesehatan mental.
Karena memiliki waktu untuk diri sendiri memberikan kita kesempatan untuk melepaskan diri dari tekanan sosial dan memanfaatkan pikiran, perasaan, serta pengalaman kita sendiri.
Menemukan waktu untuk menyendiri dapat memiliki sejumlah manfaat utama. Beberapa di antaranya adalah:
• Eksplorasi pribadi
Menjadi nyaman dengan diri sendiri dapat memberikan kita waktu dan kebebasan untuk benar-benar mengeksplorasi hasrat diri tanpa gangguan.
Baca juga: Menyertakan Aktivitas Me Time Bikin Perawatan Estetik Lebih Efektif
Ini bisa menjadi cara untuk mencoba hal-hal baru, memeroleh banyak informasi dan pengetahuan, serta mempraktikkan metode ekspresi diri yang baru.
Memberi diri kita waktu sendiri juga berarti kita dapat menjelajahi hal-hal ini tanpa tekanan dan penilaian yang mungkin dipaksakan orang lain.
Maka dari itu, memiliki waktu untuk diri sendiri sangat penting untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi.
Alih-alih mengkhawatirkan kebutuhan, minat, dan pendapat orang lain, waktu menyendiri justru memungkinkan kita fokus pada diri sendiri.
• Kreativitas
Waktu menyendiri adalah kesempatan untuk membiarkan pikiran kita mengembara dan memperkuat kreativitas kita.
Tanpa perlu peduli atau berinteraksi dengan orang lain, kita bisa mengabaikan pengaruh luar dan fokus ke dalam diri.
Penelitian sebenarnya menunjukkan, menyendiri dapat menyebabkan perubahan di otak yang membantu memicu proses kreatif.
Satu studi juga menemukan, orang yang sengaja menarik diri untuk menghabiskan waktu sendirian juga cenderung menjadi orang yang sangat kreatif.
Sementara itu, sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications menemukan, isolasi sosial yang dirasakan (alias kesepian) menyebabkan peningkatan aktivitas di sirkuit saraf yang terkait dengan imajinasi.
Baca juga: Tips Bagus untuk Nikmati Me Time di Tengah Masa Pandemi
Ketika dibiarkan dengan kurangnya rangsangan sosial, otak meningkatkan jaringan kreatifnya untuk membantu mengisi kekosongan.
• Energi sosial
Hidup sendiri cenderung dilihat secara negatif.
Tetapi, para peneliti menunjukkan, orang yang hidup sendiri sebenarnya memiliki kehidupan sosial yang lebih kaya dan lebih banyak energi sosial daripada orang yang hidup bersama dengan orang lain.
Dalam bukunya "Going Solo," sosiolog Eric Klineberg mencatat bahwa satu dari tujuh orang dewasa di AS hidup sendiri.
Klineberg menemukan bagaimana orang-orang dewasa ini tidak kesepian dan mereka sebenarnya memiliki kehidupan sosial yang lebih beragam.
Menjadi sendirian dapat menjadi tantangan bagi sebagian orang karena berbagai alasan, termasuk: