Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2021, 05:28 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola tidur memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan kehidupan sehari-hari kita.

Di usia 20-an, mungkin kita merasa dapat tidur dengan mudah. Namun begitu memasuki usia 40-an, kita bisa mengalami kesulitan tidur.

Seiring bertambahnya usia, kualitas dan kuantitas istirahat yang kita butuhkan akan berbeda.

"Pola tidur biasanya berubah seiring waktu," jelas Dr Charlene Gamaldo, MD, spesialis tidur di Johns Hopkins Medicine Neurology Department.

"Penting untuk menyadari perubahan normal dalam pola tidur seiring bertambahnya usia sehingga kita lebih mampu mengidentifikasi elemen yang tidak normal dan berkonsultasi dengan dokter."

Perubahan kuantitas atau durasi tidur

Jumlah durasi tidur yang dibutuhkan individu akan terus menurun sejalan dengan pertambahan usia individu tersebut.

Bayi yang baru lahir membutuhkan 14 hingga 17 jam tidur, balita 11 sampai 14 jam, dan anak-anak prasekolah memerlukan 10 sampai 13 jam waktu tidur.

Ketika anak mencapai usia sekolah, mereka membutuhkan sembilan hingga 11 jam tidur setiap malamnya.

Pada orang dewasa, waktu tidur yang dibutuhkan adalah delapan hingga 10 jam, menurut Gamaldo.

Setelah individu berusia di atas 25 tahun, kebutuhan tidur minimal tujuh hingga sembilan jam per malam.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Tidur yang Diperlukan Tubuh?

Kualitas tidur juga berubah

Tidur terjadi dalam empat tahapan. Pada beberapa menit pertama, gelombang otak melambat dan otot-otot menjadi rileks saat kita tertidur.

Pada tahap kedua, detak jantung, pernapasan, dan aktivitas otak terus melambat.

Tahap ketiga memberikan periode tidur nyenyak yang lebih lama, yang memungkinkan kita merasa segar di pagi hari.

Terakhir, tahap keempat adalah rapid eye movement (REM), yang umumnya terjadi sekitar satu setengah jam setelah tertidur.

Tahapan REM ditandai dengan peningkatan aktivitas otak dan mimpi.

"Anak-anak tidak hanya membutuhkan lebih banyak tidur, tetapi menghabiskan persentase yang lebih besar dari waktu itu dalam mimpi dan tidur nyenyak," kata Gamaldo.

"Jumlah mimpi tidur secara bertahap menurun hingga dewasa dan kemudian stabil setelah itu."

Baca juga: Meredam Laju Penuaan dengan Kualitas Tidur

Seiring bertambahnya usia, waktu yang hilang untuk tidur nyenyak diganti dengan istirahat yang lebih ringan, di mana otak lebih cenderung merespons pengaruh dari luar.

"Ini sebabnya anak-anak yang tidur lebih nyenyak bisa tidur dalam kondisi apa pun, termasuk suara keras," jelas Gamaldo.

"Pada mereka yang mengalami efek penuaan, suara-suara kecil jauh lebih mungkin untuk membangunkan kita karena lebih banyak waktu tidur kita dihabiskan pada tahap-tahap yang lebih ringan."

"Kuncinya adalah kemampuan untuk kembali tidur dalam waktu 30 menit dan bangun merasa segar dan pulih," lanjut dia.

"Karena perubahan kualitas tidur terkait usia, tidak jarang kita memiliki keinginan lebih besar untuk tidur siang seiring usia untuk menebus tidur yang kemungkinan terganggu di malam hari."

Baca juga: 10 Keuntungan Luangkan Waktu untuk Tidur Siang

Faktor lain yang mempengaruhi tidur

Perubahan gaya hidup dan stres juga dapat memengaruhi tidur, entah itu bayi yang rewel, jadwal masuk kantor yang berubah menjadi lebih pagi, dan banyak lagi.

Perilaku sebelum tidur juga dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas dan kuantitas tidur kita.

Selain itu suasana kamar juga mempengaruhi, misalnya suhu, pencahayaan, warna kamar, suara, atau keberadaan benda-benda yang bisa mengganggu tidur seperti gadget.

Umumnya orang lebih bisa tidur nyenyak di ruangan yang sejuk, hening, tidak terlalu terang, dan bebas dari gangguan.

Baca juga: Susah Tidur? Ini 5 Cara Tidur Nyenyak dan Berkualitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com