KOMPAS.com - Akibat pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar siswa selama satu setangah tahun terakhir harus dilakukan dari rumah atau dikenal dengan istilah pembelajaran jarak jauh.
Hal ini memberikan dampak negatif bagi anak, seperti putus sekolah dan penurunan capaian pembelajaran.
Demikian penjelasan Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek RI Dra Sri Wahyuningsih, MPd.
Ia mengatakan fakta tersebut dalam acara Indonesia Hygiene Forum (IHF) yang diadakan PT Unilever Indonesia secara virtual pada Rabu (13/10/2021).
Baca juga: 4 Hal yang Dipersiapkan Orangtua Saat Anak Sekolah Tatap Muka
Menurut dia, guna mencegah putus sekolah dan penurunan capaian pembelajaran di berbagai daerah, langkah yang perlu dilakukan adalah mengadakan kembali pembelajaran tatap muka.
"Pembelajaran tatap muka merupakan solusi mencegah penurunan capaian pembelajaran."
Ia menuturkan, berdasarkan kajian dari badan internasional, lembaga pemerintah serta lembaga masyarakat, ditemukan terjadi penurunan capaian pembelajaran di Indonesia.
"Penurunan capaian sebesar 0,44-0,47 terhadap standar deviasi (sekitar 5-6 bulan) pembelajaran per tahun, jika dilihat dari temuan survei yang dilakukan Inovasi dan Puslitjak."
"Bayangkan jika capaian pembelajaran terjadi kemunduran sekitar 5-6 bulan, ini sangat memprihatinkan," ungkap dia.
"Analisis Bank Dunia bahkan menunjukkan adanya learning loss sekitar 0,8-1,3 tahun antara siswa yang kurang mampu dan siswa dari ekonomi mampu yang meningkat 10 persen."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.