Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2021, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Angka ini lima kali lipat dari jumlah anak yang putus sekolah dasar di tahun 2019. "Kebijakan belajar dari rumah dimaknai berbeda oleh banyak pihak," kata Sri.

"Dampak atau efek pembelajaran saat pandemi sangat minimal atau tidak ada, karena kurangnya dukungan dan latar belakang pendidikan orangtua dalam pembelajaran."

"Sekalipun anak-anak sudah diberikan kebijakan pembelajaran dari rumah, satuan pendidikan di berbagai daerah tidak semuanya bisa memfasilitasi pembelajaran dari rumah dengan baik," tegas dia.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Bisa Kurangi Kecanduan Gawai pada Anak

Sri mencatat pentingnya orangtua dan guru untuk bekerja sama dalam memfasilitasi pembelajaran anak.

Namun karena banyak persoalan, dari sisi sarana, kemampuan dan teknologi yang dimiliki keluarga maupun sekolah, pelaksanaan pembelajaran dari rumah tidaklah mudah.

"Alhasil Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri di bawah koordinasi Kementerian PMK dan Satgas Covid-19 mengeluarkan SKB 4 Menteri."

"SKB 4 Menteri bulan Maret 2021 telah mengatur akselerasi pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan," kata Sri.

"Awal September lalu kita sudah menyesuaikan SKB 4 Menteri, di mana satuan pendidikan di level 3, 2, dan 1 dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas."

Kunci keamanan pembelajaran tatap muka terbatas

Sri menekankan kepada seluruh pihak, terutama warga satuan pendidikan di bawah koordinasi Dinas Pendidikan setempat untuk menjaga protokol kesehatan ketika pembelajaran tatap muka kembali diterapkan.

Baca juga: Makin Aktif di Media Sosial Makin Jarang Ngobrol Tatap Muka?

"Kita perlu mendisiplinkan anak-anak kita agar tetap menggunakan masker dengan baik. Durasi cuci tangan juga harus kita pantau," ucap dia.

"Kita mendorong pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sebagai solusi untuk meningkatkan capaian pembelajaran."

Ia menambahkan, penerapan prokes harus dipastikan, dan setiap pihak perlu menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat.

"Itu merupakan kunci aman dan kunci nyaman untuk menyertai pembelajaran tatap muka di masa pandemi."

Namun, Sri melihat masih ada beberapa satuan pendidikan atau sekolah yang belum menerapkan protokol kesehatan dengan optimal.

"Saya memantau beberapa sekolah di daerah terjadi euforia. Sehingga anak-anak sekolah seperti sekolah normal sebelum pandemi."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com