Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2021, 13:25 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNN

Coach bukanlah satu-satunya merek mewah yang dianggap sengaja menghancurkan inventaris yang tidak diinginkan.

Praktik tersebut biasanya ditujukan untuk mencegah kelebihan stok yang dijual dengan harga lebih murah dan merusak eksklusivitas merek.

Pada tahun 2018, Burberry juga mengumumkan bahwa mereka akan berhenti membakar barang-barang yang tidak terjual setelah ditemukan telah menghancurkan pakaian dan parfum senilai lebih dari 36 juta dollar AS atau Rp 509 miliar pada tahun sebelumnya.

Berbagai rumah mode, pembuat jam tangan, dan perusahaan pakaian jadi juga menghadapi tuduhan serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Koleksi Sandal dari Tiga Rumah Mode Ternama, Berapa Harganya?

Namun, kritik terhadap dugaan kebijakan Coach menarik perhatian pada program (Re)Loved, layanan perbaikan dan platform penjualan kembali yang dipasarkan sebagai cara yang tidak terlalu boros dalam melakukan sesuatu.

Dalam video itu, Sacks mengatakan, dia bermaksud mengirim barang-barang yang rusak ke layanan perbaikan untuk melihat apakah merek tersebut akan memperbaikinya.

Pada akun Instagram-nya, Coach memberikan pernyataan bahwa mereka berkomitmen pada keberlanjutan dan dedikasi untuk memaksimalkan penggunaan kembali produk tersebut di Coach (Re)Loved dan program sirkularitas lainnya.

Melalui CNN, Sacks menyambut tanggapan Coach tersebut sebagai sebuah permulaan yang baik.

"Kali ini mungkin Coach yang tertangkap basah. Tapi, ketakutan saya adalah mungkin saja merek lain akan terus memproduksi berlebihan dan menghancurkan barang secara sembunyi-sembunyi," terangnya.

"Ini memalukan dan sangat merugikan planet kita. Ini adalah pelajaran yang harus diambil industri fesyen. Insiden Coach menjadi ketakutan terbesar saya dengan mengungkap kehancuran," imbuh dia.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan Lewat Pemilihan Busana Model Klasik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com