Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Video Viral di TikTok, Coach Setop Penghancuran Produk "Reject"

Kompas.com - 14/10/2021, 13:25 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Merek fashion asal New York, Amerika Serikat, Coach mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan lagi menghancurkan barang-barang yang rusak atau "tidak dapat dijual" yang dikembalikan ke tokonya.

Kebijakan ini muncul setelah sebuah video viral di aplikasi TikTok mengeklaim bahwa merek tersebut dengan sengaja memotong barang-barang "reject" untuk tujuan pajak.

Tanpa secara langsung merujuk tuduhan itu, Coach memberikan pernyataannya di Instagram pada Selasa, apabila mereka telah berhenti menghancurkan barang-barang yang diretur ke toko.

Coach juga berupaya untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali produk kelebihan produksi atau rusak secara bertanggung jawab.

Baca juga: Tas Branded Preloved, Bisnis yang Tak Mati Didera Pandemi...

Langkah ini mengikuti klaim yang dibuat oleh pengguna aplikasi TikTok, Anna Sacks, yang membuat video dirinya membuka kotak produk Coach yang tampaknya tidak dapat digunakan.

Dalam video berdurasi satu menit itu, Sacks, yang menggunakan nama pengguna @thetrashwalker, mengatakan bahwa Coach memiliki kebijakan untuk dengan sengaja memotong barang dagangan yang tidak diinginkan, sehingga tidak ada yang dapat menggunakannya.

Sambil memegang tas yang robek, sepatu dengan tali yang dipotong dan jaket dengan robekan besar, Sacks menuduh praktik tersebut adalah bagian dari "celah pajak" yang membuat merek tersebut menghapus produk, seolah-olah itu secara tidak sengaja dihancurkan.

Video yang pertama kali diposting ke aplikasi TikTok pada hari Sabtu itu telah disukai lebih dari 560.000 kali.

Reaksi di media sosial pun meningkat ketika akun Instagram Diet Prada, pengawas mode yang berpengaruh, memposting tuduhan tersebut bersama dengan video yang muncul untuk menunjukkan barang-barang Coach yang diambil dari tempat sampah.

Baca juga: Mengintip Koleksi Coach Forever untuk Musim Semi 2021

Praktik industri

Coach bukanlah satu-satunya merek mewah yang dianggap sengaja menghancurkan inventaris yang tidak diinginkan.

Praktik tersebut biasanya ditujukan untuk mencegah kelebihan stok yang dijual dengan harga lebih murah dan merusak eksklusivitas merek.

Pada tahun 2018, Burberry juga mengumumkan bahwa mereka akan berhenti membakar barang-barang yang tidak terjual setelah ditemukan telah menghancurkan pakaian dan parfum senilai lebih dari 36 juta dollar AS atau Rp 509 miliar pada tahun sebelumnya.

Berbagai rumah mode, pembuat jam tangan, dan perusahaan pakaian jadi juga menghadapi tuduhan serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Koleksi Sandal dari Tiga Rumah Mode Ternama, Berapa Harganya?

Namun, kritik terhadap dugaan kebijakan Coach menarik perhatian pada program (Re)Loved, layanan perbaikan dan platform penjualan kembali yang dipasarkan sebagai cara yang tidak terlalu boros dalam melakukan sesuatu.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com