Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Hebat di Satu Sisi Muka, Waspadai Penyakit Saraf Trigeminal Neuralgia

Kompas.com - 14/10/2021, 19:21 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Seperti namanya, trigeminal neuralgia merupakan saraf yang memiliki tiga cabang di bagian wajah, yaitu di dahi, daerah pipi, dan dagu.

Menurut Tyo, nyeri bisa terjadi pada satu cabang, dua, atau bahkan seluruhnya. Dokter dapat mengetahui penyebabnya dari pemeriksaan MRI.

Baca juga: Mengobati Saraf Terjepit Tanpa Operasi

Serangan nyeri wajah sebelah akan timbul bila saraf trigeminus tertekan atau bergesekan dengan pembuluh darah yang ada di dekatnya. Setiap kali pembuluh darah berdenyut, saraf akan tertekan dan inilah pemicu nyeri yang paling hebat.

“Gesekan atau tekanan terus menerus ini lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan lapisan myelin yang berfungsi sebagai ‘mantel’ pelindung saraf. Bila lapisan pelindung ini rusak, maka cetusan arus listrik pun bisa muncul sehingga penderita akan merasakan nyeri yang tertusuk, kesetrum, terbakar, tersayat,” paparnya lebih lanjut.

Pengobatan utama penyakit saraf ini adalah obat-obatan anti-epilepsi. Jika obat-obatan sudah tidak merespon, saat ini tersedia metode PRFR.

Tindakan PRFR atau radiofrekuensi ablasi merupakan salah satu bentuk interventional pain management (IPM) yang dilakukan dengan mengalirkan gelombang panas ke cabang saraf trigeminal sesuai dengan daerah wajah yang mengalami nyeri.

Pada radiofrekuensi ablasi, gelombang panas yang dihasilkan arus listrik akan memblokir rasa nyeri agar tidak dialirkan melalui saraf ke otak sehingga penderitanya tidak lagi merasakan nyeri pada wajahnya.

Baca juga: 5 Jenis Sakit Kepala Kronis dan Cara Menyembuhkannya

Meski begitu, menurut Tyo, tetap ada kemungkinan rasa nyeri akan kembali lagi.

“Jika saraf beregenerasi, bisa muncul nyeri ulang. Tapi waktunya bervariasi, bisa 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga yang tidak kambuh-kambuh. Tetapi jika nyeri muncul lagi bisa dilakukan PRFR ulang,” katanya.

Ia mengatakan, seringkali rasa nyeri timbul bukan karena saraf, tetapi faktor lain seperti stres atau eforia yang dirasakan pasien. Untuk mengatasinya, pasien disarankan untuk melakukan rileksasi agar tidak tegang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com