Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Burnout, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 15/10/2021, 06:04 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa sangat lelah tanpa sebab sampai-sampai pekerjaan dan produktivitasmu terganggu? Hati-hati, itu bisa jadi tanda-tanda burnout.

Memang, apa sih burnout itu? Apakah sama dengan rasa capek atau lelah?

Ternyata, berbeda loh, meski sebenarnya burnout timbul dari rasa lelah.

Burnout merupakan kombinasi kelelahan. Ada rasa lelah yang terus menerus dan terakumulasi,"  ujar Irwantja, seorang Mental Health Doodler dan Producer di siaran langsung “Sebenarnya Aku Cuma Capek atau Sudah Burnout?” yang digelar di Instagram @my.kindoflife pada Kamis (14/10/2021) malam.

"Lelah sendiri kan ada tiga ya, bisa lelah fisik, mental, dan emosi. Nah, jika kelelahan itu diabaikan, bisa menumpuk dan akibatnya burnout, yang bisa berpengaruh ke fisik kita.” 

Pria yang akrab disapa Wantja itu juga menjelaskan bahwa ada perbedaan mencolok antara capek atau lelah biasa dengan burnout.

“Ya akarnya sama, tapi kalau capek atau lelah, biasanya kita tahu penyebabnya. Kalau burnout, ada bumbu-bumbu lagi, karena menumpuk lelahnya dan kita sering nggak sadar. Jadi, kita kadang nggak tahu apa penyebabnya, tapi tahu-tahu burnout,” ujarnya.

Wantja juga berpendapat bahwa meski bisa dirasakan oleh siapa saja, burnout biasanya sangat erat dengan mereka yang telah bekerja. Sebab, mereka yang bekerja biasanya sering memaksakan diri untuk terus bekerja, meski ada faktor lain yang jadi pemicunya.

Lantas, apakah penyebab dan tanda-tanda burnout benar-benar tidak bisa dideteksi? Atau, apa yang harus dilakukan saat burnout?

Baca juga: Beda dengan Stres, Kenali Penyebab dan Tanda Burnout

Penyebab dan tanda-tanda burnout

Menurut Wantja, meski sering tidak disadari, sebenarnya ada beberapa penyebab burnout yang bisa kita ketahui dan kendalikan, seperti diri sendiri yang terlalu ambisius atau memaksakan diri, atau terlalu mudah iri dengan kesuksesan orang lain.

“Ini bisa kita hindari,” kata Wantja.

Kendati demikian, ada beberapa pemicu burnout yang tak bisa kita kendalikan karena sistemik, seperti pekerjaan yang terlalu banyak dan tidak membuat kita berkembang, gaji terlalu kecil, atau ada orang di kantor seperti kolega atau atasan yang tidak cocok dengan kita.

Untuk tanda-tanda, Wantja mengatakan bahwa sebenarnya ada tiga dimensi utama atau tahapan burnout, yaitu kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental.

“Sebenarnya, awal mulai merasa burnout itu kan capek ya, jadi saat tubuh sudah mulai merasa capek dan kita biarkan, akan meningkat ke kelelahan emosional hingga kelelahan mental. Akhirnya, energi pun habis dan saat sudah di tahap kelelahan mental, rasanya kita nggak bisa mengembalikan energi itu lagi," kata Wantja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com