Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2021, 09:10 WIB
Intan Pitaloka,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Survei menemukan bahwa 20 hingga 40 persen pria memiliki masalah citra tubuh alias body image.

Mirip dengan wanita, beberapa pria tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya, entah itu karena rambut rontok, berat badan berlebih, masalah kulit (jerawat, komedo, atau jaringan parut), atau ketidaksempurnaan fisik lainnya.

Mendengar kata-kata "citra tubuh", dengan mudah kita berasumsi bahwa itu adalah masalah wanita. Wanita memang lebih sensitif soal ini.

Karenanya lebih banyak bantuan yang ditujukan untuk wanita soal masalah body image, sementara tips untuk pria yang berjuang dengan kecemasan yang sama hanya sedikit.  

Penyebab masalah body image pria berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Namun, ada beberapa penyebab serupa yang dialami beberapa pria.

Misalnya, jika kita selalu merujuk pada standar kegantengan dan tren yang ada di masyarakat, maka kita bisa memiliki anggapannegatif tentang tubuh mereka.

Masyarakat umumnya menganggap ganteng itu seperti Cristiano Ronaldo atau tokoh keren lainnya. Dan tentu saja kita semua ingin terlihat seperti dia.

Selain itu, toxic masculinity, merasa perlu berolahraga keras, dan merasa bahwa pria tidak boleh cengeng atau lemah, adalah beberapa penyebab lain dari citra tubuh negatif yang sering dihadapi pria.

Baca juga: Bagaimana Tetap Menarik Meski Tidak Ganteng

Apa pun alasannya, semua pria harus tahu bahwa mereka mampu mengatasi rasa tidak aman dan nyaman tersebut. Untuk melakukannya, penting untuk memahami penyebab citra tubuh negatif pada pria.

1. Ejekan dan bullying

Mereka yang diejek atau dibully tentang penampilan fisik dapat tumbuh dengan masalah kepercayaan diri yang berkelanjutan.

Sayangnya, anak-anak adalah yang paling rentan terhadap intimidasi dan merupakan target utama ejekan, terutama jika mereka terlalu kurus, terlalu gemuk, terlalu pendek, atau terlalu tinggi.

Cemoohan hingga serangan fisik, bisa memunculkan trauma berkepanjangan. Apakah itu terjadi satu kali atau sering, anak yang dibully karena tubuhnya bisa memiliki masalah harga diri di kemudian hari.

Baca juga: Rambutku Keriting, Aku di-Bully dan Terus Menangis...

Ben Affleck (Batman), Gal Gadot (Wonder Woman), dan Ezra Miller (The Flash) beraksi dalam Justice League (2017)Warner Bros. Entertainment Inc. Ben Affleck (Batman), Gal Gadot (Wonder Woman), dan Ezra Miller (The Flash) beraksi dalam Justice League (2017)
2. Efek superhero

Hampir semua superhero yang menjadi idola anak-anak seperti Batman, Superman, hingga Naruto atau Songoku, bukanlah sosok yang gendut, botak atau berambut tipis, juga tidak memiliki wajah bopeng. Semua digambarkan sempurna.

Sementara para penjahat kerap digambarkan sebaliknya, aneh, gendut atau kurus, berwajah penuh bopeng, dan sebagainya. 

Lalu para jagoan dalam film sering digambarkan sebagai pria yang kuat dengan tubuh yang indah atau berotot.

Citra maskulinitas ini secara tidak sadar merasuki pikiran kita, menciptakan "norma" dan anggapan soal fisik ideal seorang pria. Konsep ini dikenal sebagai efek superhero.

Tekanan untuk mempertahankan tipe tubuh yang mirip dengan aktor terkenal dapat bertahan lama dan dapat menyebabkan masalah harga diri bagi sebagian pria.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com