KOMPAS.com - Pada situasi mendesak, sebagian orang mencari cara menahan BAB atau buang air besar yang dapat dilakukan.
Menahan BAB tidak berbahaya jika dilakukan sesekali atau ketika mendesak saja. Misalnya, ketika berada di perjalanan, jelang presentasi atau momen penting lainnya.
Namun, menahan BAB yang dijadikan kebiasaan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Menurut Verywell Health, bahaya kesehatan di balik menahan BAB mungkin lebih jarang terjadi pada orang dewasa, namun sering terjadi pada anak-anak, terutama balita.
Usia anak yang cenderung menahan BAB adalah dua hingga enam tahun. Anak-anak menahan BAB karena berbagai alasan, salah satunya adalah tidak ingin berhenti main untuk BAB. Ini juga banyak dilakukan ketika mereka ingin buang air kecil, yang pada akhirnya menyebabkan anak mengompol.
Nyeri saat BAB juga bisa membuat anak menahan BAB karena takut mengulangi rasa sakitnya.
Baca juga: 5 Cara untuk Cegah Sembelit yang Baik Dicoba
Berikut beberapa cara menahan BAB yang bisa dipraktikkan:
Menurut Medical News Today, mengontraksikan otot-otot tertentu di anus dapat menjadi salah satu cara menahan BAB atau pelepasan tinja, sementara mengendurkannya akan memfasilitasi pergerakan usus.
Untuk mengontraksikan otot-otot tersebut, kita perlu meremas bokong erat-erat dari dalam.
Selain berusaha mengontraksikan otot-otot di anus, cara menahan BAB lainnya adalah berdiri atau berbaring, jangan duduk atau jongkok.
Sebab, berada pada posisi duduk atau jongkok adalah posisi alami untuk BAB sehingga membantu memberikan tekanan pada perut, yang akhirnya membantu pergerakan usus.
Sementara posisi berdiri atau berbaring dapat mengurangi tekanan pada perut.
Pilihan makanan juga dapat membantu sebagai cara menahan BAB.
Misalnya, menghindari makanan berserat tinggi sebelum dan selama waktu yang tidak mungkin untuk BAB.