Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Menahan BAB, Ketahui Juga Risiko Kesehatannya

Kompas.com - 18/10/2021, 12:26 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Selain itu, mengonsumsi minuman yang dapat merangsang BAB, seperti kopi atau jus buah juga dapat menjadi cara menahan BAB yang dapat membantu.

Jika memungkinkan dan kita tahu di lokasi yang akan kita tuju tidak memiliki akses toilet, usahakan BAB terlebih dahulu di rumah.

Baca juga: Perlu Tahu, Ini 10 Penyebab Sakit Saat BAB dan Solusinya

Bahaya menahan BAB

Rektum, atau organ di ujung usus besar kita, yang terisi kotoran akan meregang. Saat itu, kita akan merasakan dorongan untuk BAB.

Untuk menahannya, otot-otot di sekitar anus akan mengencang.

Setelelah mengetahui beberapa cara menahan BAB yang bisa dilakukan, ketahui pula risiko kesehatan di baliknya, termasuk:

1. Sembelit

Menurut Institut Nasional Penuaan, risiko menahan BAB termasuk menyebabkan sembelit, terutama jika menahan BAB dilakukan terlalu lama.

Para dokter mendefinisikan sembelit sebagai jarang buang air besar, setidaknya hanya tiga kali seminggu atau seseorang butuh usaha keras untuk mengeluarkannya.

Sembelit dapat menyebabkan rasa sakit atau tekanan di perut, sehingga menyebabkan pembentukkan feses yang keras. Seseorang mungkin perlu mengejan untuk mengeluarkannya.

Sembelit yang terjadi selama beberapa minggu disebut sembelit kronis.

Baca juga: 9 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Sembelit

2. Impaksi feses

Seseorang yang berusaha menahan BAB tapi tetap makan dengan frekuensi biasa berisiko mengalami impaksi tinja. Ini adalah kondisi serius di mana feses yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum.

Impaksi tinja dapat menyebabkan sakit perut dan kembung, mual, dan kehilangan napsu makan.

Selain itu, kotoran cair juga bisa bocor dari rektum.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Perut Kembung, Bisa Dicoba di Rumah

3. Perforasi gastrointestinal

Perforasi gastrointestinal adalah robekan yang terjadi di usus. Ini akan terasa sangat menyakitkan dan merupakan kondisi darurat medis.

Perforasi gastrointestinal dapat terjadi sebagai akibat tekanan feses yang tertahan dalam jumlah besar karena impaksi feses.

Jika seseorang tidak mendapatkan perhatian medis dengan segera, perforasi akan menyebabkan kotoran mengalir ke rongga perut, sehingga menyebabkan infeksi bakteri yang dapat mengancam jiwa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com