Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 14:01 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Asam urat adalah bentuk umum radang sendi yang terasa sangat menyakitkan. Penyakit asam urat mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, seringkali sendi jempol kaki tetapi juga bisa di sendi lainnya.

Menurut Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala pada sendi yang terkena termasuk nyeri intens, pembengkakan, kemerahan, dan panas.

Menurut Cleveland Clinic, penyakit asam urat yang tidak terobati dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen. Hal ini juga terkait dengan kondisi komorbiditas yang serius, seperti penyakit jantung dan penyakit ginjal.

Baca juga: 7 Gejala Asam Urat yang Tak Boleh Diabaikan

Mitos penyakit asam urat

Menurut ulasan yang dipublikasikan di Nature Reviews Rheumatology pada 15 Juni 2020, asam urat memengaruhi antara kurang kurang dari 1 persen dan 6,8 persen populasi dunia, tergantung pada sampel yang diteliti.

Prevalensi dan kejadian asam urat diprediksi meningkat di seluruh dunia.

Meski angkanya terbilang kecil, namun ada berbagai mitos penyakit asam urat yang berkembang di sekitar kita.

Mempercayai mitos-mitos tersebut pada akhirnya dapat memengaruhi pencegahan asam urat yang kita lakukan, sehingga tak menutup kemungkinan membuat kita lebih rentan mengalami penyakit asam urat.

Berikut sejumlah mitos penyakit asam urat yang sebaiknya tak kita percaya:

1. Hanya orang obesitas yang terkena asam urat

Mitos penyakit asam urat: hanya orang obesitas yang terkena asam urat.SHUTTERSTOCK/JPC-PROD Mitos penyakit asam urat: hanya orang obesitas yang terkena asam urat.
Faktanya, semua orang dengan berbagai ukuran tubuh bisa mengembangkan penyakit asam urat.

Namun, menurut penelitian yang dipublikasikan di The Rheumatologist, kadar asam urat cenderung lebih tinggi pada orang yang kelebihan berat badan, yang mana dapat meningkatkan risiko asam urat.

Namun, berat badan bukan satu-satunya faktor risiko asam urat.

Creaky Joints menuliskan, faktor risiko asam urat lainnya termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal. Faktor genetik juga memiliki peran besar terhadap pengembangan penyakit asam urat.

Faktanya, faktor genetik mungkin lebih signifikan memengaruhi risiko penyakit asam urat seseorang daripada berat badan.

Baca juga: Tanda Obesitas pada Dewasa dan Anak yang Tak Boleh Diabaikan

2. Asam urat lebih rentan dialami pria

Mitos penyakit asam urat: asam urat lebih rentan dialami pria.FREEPIK Mitos penyakit asam urat: asam urat lebih rentan dialami pria.
Faktanya, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan penyakit asam urat. Meskipun, pria memng lebih rentan mengalaminya di usia yang lebih muda.

Profesor klinis kedokteran dari Pusat Medis Universitas George Washington, Herbert Baraf, MD menjelaskan kepada AARP, asam urat 10 kali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, hingga wanita mencapai menopause.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com