KOMPAS.com - Asam urat adalah bentuk umum radang sendi yang terasa sangat menyakitkan. Penyakit asam urat mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, seringkali sendi jempol kaki tetapi juga bisa di sendi lainnya.
Menurut Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala pada sendi yang terkena termasuk nyeri intens, pembengkakan, kemerahan, dan panas.
Menurut Cleveland Clinic, penyakit asam urat yang tidak terobati dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen. Hal ini juga terkait dengan kondisi komorbiditas yang serius, seperti penyakit jantung dan penyakit ginjal.
Baca juga: 7 Gejala Asam Urat yang Tak Boleh Diabaikan
Menurut ulasan yang dipublikasikan di Nature Reviews Rheumatology pada 15 Juni 2020, asam urat memengaruhi antara kurang kurang dari 1 persen dan 6,8 persen populasi dunia, tergantung pada sampel yang diteliti.
Prevalensi dan kejadian asam urat diprediksi meningkat di seluruh dunia.
Meski angkanya terbilang kecil, namun ada berbagai mitos penyakit asam urat yang berkembang di sekitar kita.
Mempercayai mitos-mitos tersebut pada akhirnya dapat memengaruhi pencegahan asam urat yang kita lakukan, sehingga tak menutup kemungkinan membuat kita lebih rentan mengalami penyakit asam urat.
Berikut sejumlah mitos penyakit asam urat yang sebaiknya tak kita percaya:
Namun, menurut penelitian yang dipublikasikan di The Rheumatologist, kadar asam urat cenderung lebih tinggi pada orang yang kelebihan berat badan, yang mana dapat meningkatkan risiko asam urat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.