Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Kim Seon Ho, Mengapa Publik Korea Mudah Memboikot Idolanya?

Kompas.com - 22/10/2021, 11:03 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SCMP

Kritikus budaya pop di Korea Selatan, Kim Hern-sik menambahkan, struktur sosial kolektif menempatkan standar moral di atas privasi individu, membuat tokoh yang dikenal publik tunduk pada kode etik yang ketat.

“Karena orang Korea menghargai norma sosial dan etika sebelum privasi, kami cenderung memprioritaskan dampak sosial dari tindakan seseorang,” katanya.

Aspek lainnya, Korea memiliki struktur media yang terpusat – meskipun berubah dengan munculnya media sosial dan media digital – jadi jika masalah diangkat oleh beberapa media, isunya menyebar dengan cepat dan berdampak besar.

Konsekuensi dari reality show voyeuristik

Dunia hiburan Korea Selatan memiliki banyak acara reality show, termasuk yang bersifat voyeuristik alias menampilkan sisi pribadi selebritas.

Acara tersebut kemudian memicu rasa ingin tahu yang berlebihan di antara penggemar sekaligus pertanyaan apakah idolanya benar-benar bersikap baik di kehidupan nyata.

Baca juga: 5 Rahasia Cantik Jun Ji Hyun, Artis Berpenghasilan Tertinggi di Korea

Kim mengatakan penekanan pada perilaku baik seperti itu bisa berakhir buruk bagi selebritas tersebut. Pasalnya, penggemar mungkin memiliki perasaan pengkhianatan yang intens setelah berita tentang kesalahan apa pun yang melibatkan idolanya.

“Karena mereka memasarkan citra tertentu untuk meningkatkan nilai mereka, para selebriti mendapat kritik yang lebih besar ketika citra itu [digambarkan] palsu, sehingga orang bisa menjadi lebih marah dan mengekspresikan pendapat mereka dengan lebih kuat,” katanya.

Kekuatan media sosial

Kehadiran media sosial membuat skandal lebih cepat menyebar sehingga dampaknya lebih besar. Profesor Song mengatakan, kecenderungan orang Korea untuk berkumpul dalam kelompok juga dapat tercermin dari bagaimana mereka bereaksi terhadap skandal selebriti di media sosial.

“Jadi ketika masalah yang tidak menyenangkan muncul, itu berputar dengan cepat karena orang-orang dengan cepat berkumpul untuk menyuarakan pendapat mereka tentang masalah tersebut.”

Hal ini kemudian membangun opini negatif publik yang dengan cepat direspon oleh jaringan TV maupun bisnis dengan memboikot artis tersebut. Tujuannya untuk menjauhkan diri dari

“Dalam masyarakat yang erat, media sosial telah menjadi sarana untuk dengan mudah menghasut opini publik,” tambah Kim. Perusahaan membatalkan kesepakatan iklan demi menjauhkan diri lebih awal dari opini negatif tersebut.

Baca juga: 5 Brand yang Hapus Wajah Kim Seon Ho Pasca Skandal Aborsi

Pengaruh kebiasaan boikot publik

Kritikus budaya pop lainnya di Korea Selatan, Ha Jae-geun, menilai publik merasakan pembenaran ketika selebritas yang bermasalah itu kehilangan pekerjaannya.

“Ketika publik menyuarakan pendapat mereka dan memaksa acara TV untuk membatalkan acara atau bintang untuk mundur, itu dengan sendirinya memberikan rasa kepuasan. Dan ini terkadang membuat mereka menjadi kritikus yang lebih keras, ”katanya.

Meski demikian, ia berpendapat budaya cancel culture ini tidak sepenuhnya buruk. Pasalnya selebritas memiliki dampak sosial yang besar sehingga perilakunya bisa menjadi contoh bagi banyak orang.

“Jika seorang selebritas yang dulunya penindas dikeluarkan dari program mereka, anak-anak dapat mengambil pelajaran bahwa ada konsekuensi dari perundungan," katanya.

Hanya saja, ia juga mengingatkan kebiasaan boikot ini dapat menjadi hal yang terlalu liar dan tak terkontrol. Misalnya dengan membahas lebih jauh soal kehidupan selebritas tersebut termasuk persoalan pribadi dan keluarganya.

“Kita harus fokus pada apa skandal itu, seperti apakah itu tuntutan pidana atau apakah itu masalah pribadi,” katanya.

“Saat ini, tidak ada batasan untuk skandal semacam itu. Kita harus memperhatikan apa yang pantas dan dampak apa yang ingin kita dapatkan dari menyuarakan pendapat kita tentang masalah ini.”

Baca juga: Deretan Selebritas yang Meraup Uang dari Jualan Merchandise 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com