Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, 3 Tanda Orang Terdekat jadi Korban Kekerasan Domestik

Kompas.com - 24/10/2021, 18:40 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus kematian influencer asal Amerika Serikat Gabby Petito yang diduga kuat dibunuh oleh kekasihnya sendiri membuat topik tentang kekerasan domestik dalam hubungan kembali mencuat.

Petito yang berusia 22 tahun itu diketahui tengah melakukan perjalanan lintas negara dengan kekasihnya, Brian Laundrie. Namun, pada 12 Agustus lalu, petugas menghentikan perjalanan keduanya setelah mereka terlibat dalam pertengkaran.

Orangtua Petito pun melaporkan dia hilang pada 11 September. Lebih dari seminggu kemudian, gadis itu ditemukan tewas karena dicekik. Pada minggu lalu, Laundrie juga dipastikan tewas.

Setelah kejadian itu, keluarga Petito membangun Yayasan Gabby Petito pada bulan Oktober ini guna menyalurkan dukungan kepada kasus orang hilang dan menawarkan bantuan keuangan kepada korban kekerasan domestik.

Baca juga: Siapa Selebgram Gabby Petito yang Meninggal karena Cekikan

Bicara soal kekerasan domestik dalam hubungan, banyak pakar yang mengatakan bahwa jenis kekerasan ini sulit dideteksi.

"Pelaku adalah manipulator, dan tentu saja korban yang selamat tidak memilih untuk berada dalam hubungan kejam itu. Namun, begitu Anda mulai dimanipulasi dan menjadi korban gaslight, hubungan itu asulit dilepaskan karena korban cenderung dicuci otaknya,” ujar pakar hubungan Jaime Bronstein kepada Insider.

Kendati demikian, tetap ada beberapa tanda bahwa orang yang kita cintai mungkin menjadi korban kekerasan domestik. Berikut tandanya agar kita juga semakin peka.

Memutuskan hubungan dari teman dan keluarga

Jika orang terdekat kita mulai berhenti membalas pesan percakapan, telepon, dan memutuskan hubungan, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami kekerasan domestik.

Selain itu, psikoterapis Babita Spinelli berpendapat bahwa korban mulai mengabaikan hal-hal yang menjadi minatnya selama ini.

Baca juga: Kekerasan Berbasis Gender Online Tinggi di Indonesia, Ini yang Perlu Dilakukan

Pelaku kekerasan domestik sering berusaha keras untuk memisahkan pasangan mereka dari keluarga dan temannya. Bahkan, ada banyak kasus pelaku mengubah nomor kontak korban di telepon mereka.

Menarik diri dari teman dan aktivitas juga dapat terjadi karena korban merasa malu dengan situasi mereka dan bermaksud melindungi keluarganya.

"Mereka benar-benar tak ingin merepotkan keluarganya,” ujar psikoterapis Ashley McGirt.

Mulai membuat komentar yang mencela diri sendiri

Spinelli mengatakan para korban kekerasan domestik bisa berubah dari bersemangat dan percaya diri menjadi pemalu, cemas, dan takut untuk membuat keputusan sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com