Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2021, 09:18 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber HuffPost

KOMPAS.com - Depresi menjadi topik yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Sebabnya, pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan orang-orang yang mereka cintai.

Tidak mengherankan jika selama pandemi Covid-19, ditemukan banyak orang yang mengalami gejala depresi klinis dan kecemasan.

Menurut data, diperkirakan lima persen orang dewasa hidup dengan depresi di seluruh dunia. Sedangkan, satu dari enam orang dewasa di Amerika Serikat merasakan dampak depresi  dalam hidup mereka.

Walau pada kenyataannya depresi dapat dirasakan anak-anak hingga orang dewasa di segala usia, ternyata depresi berat rata-rata justru timbul di pertengahan usia 20-an.

Depresi mampu membuat seseorang yang belum pernah mengalami masalah kesehatan mental di masa lalu menjadi kewalahan, kebingungan, hingga ketakutan.

Oleh sebab itu, dalam kebanyakan kasus, orang yang merasa dirinya mengalami gejala depresi dan kecemasan, lantas meminta orang lain untuk membantunya.

Untuk membantu seseorang agar mampu keluar dari depresi tentu bukanlah hal yang mudah. Diperlukan cara-cara khusus agar orang yang kamu bantu bisa memahami saran dan bimbingan yang diberikan.

Baca juga: Pandemi Memicu Gejala Depresi dan Kecemasan pada Anak

Lalu, bagaimana caranya?

Seorang psikolog berlisensi, Desreen Dudley mengatakan kita perlu mencari informasi soal gejala, penyebab, dan pengobatan depresi sebagai langkah pertama saat melihat orang yang kita cintai berjuang menghadapi gangguan mental.

Dudley menambahkan, kita juga perlu memahami perbedaan antara perasaan sedih dan depresi berat.

Pendapat Dudley diperkuat oleh seorang psikoterapis di Alkeme Health, Meghan Watson. Ia menerangkan, depresi dan kesedihan merupakan dua hal yang berbeda.

"Depresi berbeda dari kesedihan karena depresi adalah gangguan kesehatan mental klinis yang menggambarkan sekelompok tanda dan gejala secara signifikan," kata Watson.

"Itu mempengaruhi cara orang melihat diri mereka sendiri, berhubungan dengan orang lain dan lingkungan mereka,” tambahnya.

Ada sejumlah gejala umum yang menandakan seseorang mengalami depresi, seperti kelelahan, perasaan putus asa, perubahan pola tidur atau nafsu makan, pikiran bunuh diri, kurangnya minat dalam aktivitas, hingga sakit kepala.

Berkaitan dengan hal itu, Watson mengatakan bahwa tiap orang memiliki variasi depresi yang berbeda-beda. Ini dipengaruhi oleh sejarah, kebiasaan, dan lingkungan orang tersebut.

Dengarkan cerita mereka

Selain mencari tahu soal gejala, penyebab, dan pengobatan depresi, ternyata mendengarkan cerita dari orang yang mengalami depresi dapat mengurangi rasa kesepian yang sering menyertai masalah kesehatan mental.

Halaman:
Sumber HuffPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com