Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2021, 09:56 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com – Pernahkah kamu terbangun di pagi hari dengan sendi terasa kaku dan nyeri?
Jika ini terjadi, biasanya kita akan menyalahkan berbagai hal, mulai dari usia yang menua, kasur yang sudah lama tidak diganti, atau salah posisi tidur.

Memang, hal-hal tersebut bisa menyebabkan sendi terasa kaku di pagi hari. Namun hati-hati, jika sering terjadi, kaku sendi bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu loh.

Melansir WebMD, sendi kaku di pagi hari merupakan gejala dari beberapa jenis arthritis, termasuk osteoarthritis (OA), jenis umum yang biasanya terjadi seiring pertambahan usia.

Tak hanya itu, sendi kaku juga bisa menjadi tanda beberapa jenis radang sendi seperti: Artritis Reumatoid (RA), Artritis psoriatik (PSA), dan Spondilitis ankilosa (AS).

Sendi kaku di pagi hari akibat penuaan dan OA memang bukan hal aneh. Sebab, usia menyebabkan tulang rawan yang menjadi bantalan sendi dalam tubuh kita mengering, dan persendian pun akan memproduksi lebih sedikit cairan sinovial yang menambah pelumasan, menyebabkan sendi terasa kaku dan sakit.

Hal inilah yang terkadang disebut sebagai "gel pagi (morning gel)," karena persendian kita menjadi kaku seperti agar-agar saat tidak aktif selama beberapa jam.

Sementara itu, jika memiliki RA, PSA, atau AS, peradangannya lah yang memicu sendi kaku di pagi hari kita.

Baca juga: 20 Macam Pengobatan Alami Radang Sendi, Bisa Dicoba di Rumah

Perbedaan kaku sendi di pagi hari yang dialami penderita OA dan peradangan arthritis

Kaku sendi di pagi hari yang dialami penderita OA dan peradangan arthritis rupanya berbeda, dengan perbedaan terbesarnya adalah lama atau tidaknya rasa kaku yang diderita.

Bagi mereka yang menderita osteoartritis, kekakuan biasanya berlangsung selama beberapa menit saja dan mereda setelah kita mulai bergerak. Namun jika menderita radang sendi, mungkin perlu satu jam atau lebih lama untuk hilang.

Sendi kaku di pagi hari juga merupakan gejala paling umum dari ankylosing spondylitis, yang biasanya mempengaruhi tulang belakang, pinggul, dan lutut. Jadi, penderita AS biasanya paling sering mengalami kekakuan di punggung bawah dan leher.

Dan sama seperti RA dan OA, periode istirahat yang lama, seperti tidur 8 jam, akan membuat kekakuan lebih buruk bagi penderita AS. Namun, itu akan mereda dengan mandi air panas atau olahraga ringan.

Kondisi kesehatan lain penyebab sendi kaku di pagi hari

Selain OA dan perasangan sendi, masih ada beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan sendi kaku di pagi hari, seperti

  • Penyakit tiroid
  • Kekurangan vitamin D
  • Fibromyalgia
  • Kegemukan

Baca juga: 8 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Radang Sendi

Apa yang harus dilakukan?

Jika bangun dengan sendi terasa sangat kaku dan nyeri selama lebih dari 3 hari berturut-turut, buatlah janji dengan dokter.

Biasanya, dokter akan memeriksa persendian, melakukan pemeriksaan darah, atau menguji cairan sendi guna mengecek peradangan.

Hasil dari pemeriksaan itu akan membantu menentukan penyebab kekakuan di pagi hari dan membantu dokter mencari cara untuk merawat kita.

Lalu, jika menderita OA, kita bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Namun, jika radang sendi penyebabnya, dokter kemungkinan akan meresepkan obat anti-inflamasi. Lalu, kelas obat biologis juga telah terbukti mengurangi kekakuan di pagi hari dan mengurangi rasa sakit, bengkak, serta kelelahan.

Terlepas dari penyebab kekakuan pagi, dokter juga mungkin menyarankan:

  • Olahraga rendah risiko seperti yoga atau tai chi
  • Perubahan gaya hidup sehat seperti menurunkan berat badan atau mengurangi stres
  • Terapi fisik

Jadi, sekarang tak perlu bingung lagi kan mencari penyebab sendi kaku di pagi hari?

Baca juga: Penderita Radang Sendi Lutut Tetap Bisa Olahraga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com