KOMPAS.com - Gaya hidup hemat (frugality) dan minimalis (minimalism) nampaknya tengah menjadi tren di kalangan masyarakat perkotaan.
Keduanya memang sama-sama berfokus pada gaya hidup yang menunjang keberlanjutan dengan mengurangi pembelian barang-barang yang tidak diperlukan.
Kendati demikian, gaya hidup hemat dan minimalis ternyata merupakan dua hal yang berbeda. Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Coba Gaya Hidup Minimalis demi Kesehatan Mental
Berhemat mengacu pada konservasi sumber daya seseorang, biasanya keuangan, tetapi juga dapat mengacu pada makanan.
Orang yang hemat adalah orang yang puas dengan apa yang dia miliki, menghindari pengeluaran yang berlebihan, dan cenderung tidak peduli jika ketinggalan sesuatu yang baru atau fear of missing out (FOMO).
Meski begitu, berhemat bukan berarti kita tidak pernah memakai uang. Melainkan, kita membuat keputusan yang sangat hati-hati tentang di mana dan bagaimana melakukannya.
Misalnya, membeli produk yang lebih mahal yang akan bertahan lebih lama dipandang sebagai investasi jangka panjang.
Selain itu, orang yang hemat bukanlah orang yang murahan, dalam arti mengabaikan kualitas hidupnya untuk menghemat uang.
Konsultan keuangan dan pendiri The Simple Dollar, Trent Hamm pernah menuliskan di blognya pada tahun 2017 mengenai esensi dari gaya hidup orang yang berhemat.
"Orang yang hemat biasanya rela berkorban kecil dari sumber daya mereka sendiri — waktu, energi, dan sebagainya — untuk menghemat uang," tulisnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.