Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Makan Gorengan Berlebihan, Termasuk Memicu Penuaan Dini

Kompas.com - 26/10/2021, 10:15 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia sangat menggemari berbagai jenis makanan yang digoreng. Terbukti, gorengan sudah menjadi lauk maupun camilan yang wajib dinikmati setiap hari.

Makan yang digoreng dengan minyak panas memang terasa gurih dan renyah. Rasanya seakan jauh lebih nikmat dibandingkan makanan yang dikukus atau direbus.

Padahal, gorengan memberikan banyak risiko kesehatan untuk tubuh kita. Selain itu, terlalu sering makan gorengan juga berakibat buruk pada kondisi kulit.

Pasalnya, minyak goreng yang dipakai untuk memasak makanan tersebut mengandung kalori dan lemak yang menambah kandungan jahat untuk tubuh. Satu sendok minyak goreng mengandung 14 gram lemak dan 120 kalori.

Proses pemanasan tinggi ketika menggoreng juga membuat kandungan nutrisi makanan tersebut hilang. Hal ini membuat kita hanya merasa kenyang tanpa mendapatkan manfaat gizi dan vitamin dari makanan yang dikonsumsi.

Baca juga: Makan Gorengan Setiap Hari Picu Risiko Kematian Dini

Bahaya makan gorengan berlebihan

Makan gorengan memang nikmat dilakukan kapan saja. Apalagi, kita terbiasa dengan berbagai menu gorengan di sekitar kita.

Mulai dari tahu, tempe, ayam sampai sayur semua bisa digoreng dan terasa enak. Cara memasak ini juga dianggap jauh lebih praktis dan cepat.

Namun, kebiasaan makan gorengan berlebihan rupanya memberikan banyak risiko buruk. Beberapa diantaranya,

Penuaan dini

Dikutip dari Kompas.com, (08/05/2020), Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RS Abdi Waluyo, Arini Astasari Widodo mengatakan kebiasaan makan gorengan bisa memicu penuaan dini.

Pasalnya, proses menggoreng meningkatkan molekul AGE (advanced glycation end products) yang mengakibatkan kerusakan kolagen dan elastin di dalam kulit.

Proses ini juga membutuhkan temperatur tinggi, sehingga meningkatkan jumlah trans fat dan membuat vitamin-vitamin yang berada di dalam makanan menjadi rusak, termasuk vitamin yang berguna untuk kulit.

Baca juga: Hobi Makan Gorengan Berisiko Sakit Jantung dan Stroke

Memicu penyakit jantung

Gorenganadekabdullah Gorengan

Makan gorengan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol baik (HDL) yang rendah dan obesitas. Ketiganya, masing-masing maupun dikombinasikan, merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Faktanya, dua penelitian observasional besar menemukan bahwa semakin sering orang makan gorengan, semakin besar risiko terkena penyakit jantung.

Studi observasi lain menemukan bahwa diet tinggi makanan yang digoreng dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi secara signifikan.

Menyebabkan jerawat

Kebiasaan konsumsi makanan yang digoreng juga dapat memicu masalah kulit seperti jerawat. Ahli gizi teregistrasi dari Boston, Ayla Barmmer mengatakan gorengan memang tidak langsung menumbuhkan jerawat.

Namun makanan ini memberikan efek yang cukup besar khususnya pada pemilik kulit sensitif yang rentan berjerawat.

"Efeknya tidak langsung, tapi terjadi seiring berjalannya waktu dan sebagai akibat dari pola makan," katanya.

Jerawat umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan ketidakseimbangan bakteri sehingga makanan berminyak bisa sangat berpengaruh.

Kegemukan

Makan gorengan setiap hari merupakan salah satu kebiasaan yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk. Pertambahan berat badan terjadi karena makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa lemak trans dalam makanan yang digoreng mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak. Jika tak dikontrol, makan gorengan bukan hanya membuat diet kita gagal namun juga dapat memicu obesitas.

 Baca juga: Jauhi Gorengan, Ini Camilan Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com