Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi Logam, Gejala, Pemicu, dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 26/10/2021, 15:03 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pernahkah kamu merasa gatal-gatal saat menyentuh atau mengenakan barang-barang berbahan logam seperti koin, perhiasan, atau bahkan gagang pintu?

Jika iya, mungkin kamu memiliki dermatitis kontak, dengan logam sebagai pemicunya.

Reaksi dan gejala dermatitis kontak akibat logam ini umumnya sama dengan gejala alergi lainnya, hanya saja, logam yang bersentuhan dengan kulit kitalah yang menjadi pemicunya.

Dermatitis kontak ini terjadi karena sel-sel kulit mengambil molekul kecil dari logam yang menuju ke kelenjar getah bening.

Tubuh kita akan memperlakukan zat itu sebagai semacam penyerbu asing dan dengan cepat meningkatkan respons imun.

Baca juga: 4 Penyebab Mata Merah, Salah Satunya Alergi

Hasilnya, kulit akan mengalami kemerahan, gatal, bengkak atau ruam, melepuh, atau bersisik.

Gejala alergi logam ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Gejalanya pun berulang, setiap melakukan kontak dengan logam, kulit pun akan bereaksi.

Logam apa yang bisa menyebabkan alergi?

Ternyata, hampir semua logam, termasuk emas.

“Kita bisa alergi terhadap logam apa pun,” kata dokter kulit John Anthony, MD.

“Namun, nikel, kobalt dan kromat adalah yang paling umum. Produsen sering menggunakan nikel dan kobalt untuk memadukannya dengan logam lain."

"Kita menemukan logam semacam ini dalam perhiasan berkualitas rendah seperti perhiasan imitasi,” kata dia.

Jadi, jika kita memiliki alergi terhadap logam seperti nikel, kobalt, dan kromat, Anthony menyarankan untuk mengganti perhiasan imitasi.

Menggunakan perhiasan yang terbuat dari dari logam berkualitas lebih tinggi cenderung tidak menyebabkan reaksi.

Baca juga: Cara Mengenali Alergi Susu Sapi pada Anak

Logam yang cenderung tidak menyebabkan reaksi, antara lain tembaga, emas kuning, platinum, stainless steel, atau perak sterling.

Lalu jika memilih emas, pastikan untuk memilh emas kuning 14 karat atau lebih dan hindari emas putih atau perhiasan berlapis, karena terkadang dicampur dengan nikel atau kobalt.

Tempat lain yang memiliki logam

Tak hanya perhiasan, logam dapat “bersembunyi” di produk dan perangkat yang mungkin tidak kita duga sebelumnya.

Berikut adalah enam sumber logam yang mengejutkan:

  • Tinta tattoo

Menurut dr. Anthony, jika memiliki kulit sensitif namun ingin memiliki tattoo, lebih baik dipertimbangkan ulang.

Pasalnya, pigmen dalam tinta tato dapat mengandung kobalt dan logam berat lainnya.

  • Ponsel

Jika alergi terhadap nikel atau kobalt, ponsel mungkin menjadi sumber paparan.

Baca juga: 4 Jenis Tanaman Hias yang Membantu Mengusir Alergi

  • Bingkai kacamata

Sama seperti perhiasan, bingkai kacamata terkadang dicampur dengan nikel atau kobalt.

Jadi, jika menduga bingkai kacamata sebagai sumbernya, pilihlah yang terbuat dari baja tahan karat atau plastik.

  • Aksesori pakaian

Umumnya, orang-orang tidak akan menyangka bahwa kancing jins merupakan sumber pemicu alergi.

Padahal, kancing, serta paku keling dan ritsleting, bisa menjadi sumber pemicu alergi logam.

  • Kosmetik dan sabun

Sebelum memakainya, periksalah label pada produk yang akan kita gunakan.

Sebab, kosmetik seperti eyeliner dan eye shadow serta beberapa sabun terkadang mengandung kromat.

Baca juga: Ketahui, Tanda Kita Alergi Bulu Binatang Peliharaan dan Solusinya

  • Sendi buatan

“Perangkat implan seperti sendi buatan, pelat, batang dan pin biasanya dibuat dari titanium."

"Jadi, jika kita merasa memiliki alergi titanium, bicarakan dengan dokter kulit terkait tes kulit sebelum operasi implan,” kata Dr. Anthony.

Menentukan dan menangani alergi logam

Untuk mengetahui apakah kita menderita alergi logam, bisa dilakukan dengan tes tempel kulit (skin-patch testing).

Jika hasilnya positif, segera hubungi dokter kulit untuk menemukan cara meringankan alergi.

“Apakah itu mengenakan sarung tangan, menyesuaikan pola makan, atau mengecat bagian belakang kancing di bagian dalam celana dengan cat kuku bening."

"Pada dasarnya, kita memiliki banyak cara untuk mengurangi atau menghilangkan paparan alergen logam,” kata Dr. Anthony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com