Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermati, Waktu Tepat Beri Makanan Padat untuk Bayi

Kompas.com - 27/10/2021, 08:11 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sumber gizi dan asupan utama bayi adalah air susu ibu atau ASI.

Namun setelah usia beberapa bulan, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI agar bayi terbiasa mengonsumsi makanan padat.

Pertanyaannya, kapan bayi dapat mulai memakan makanan padat?

Menurut dokter anak Radhai Prabhakaran, MD, bayi yang lahir tanpa memiliki masalah kesehatan bisa mengonsumsi makanan padat mulai usia 4-6 bulan.

Baca juga: Jangan Buru-buru Beri Makanan, Bayi Menangis Bukan Cuma karena Lapar

Pada anak yang lahir prematur atau lahir dalam kondisi cacat, kita perlu berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau terapis anak sebelum melakukan transisi dari ASI ke makanan padat.

Prabhakaran menjelaskan tanda-tanda bayi sudah siap mengonsumsi makanan padat antara lain, bayi sudah bisa duduk tegak untuk makan dan mengambil makanan.

Bayi sudah mampu mengontrol kepala yang baik, ingin membuka mulut untuk makan, bisa meletakkan sendok di mulut, dan bisa memasukkan lidah untuk menelan makanan.

Makanan pertama terbaik untuk bayi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menganjurkan untuk memberikan makanan dengan bahan tunggal, tetapi boleh menggunakan sedikit bumbu.

"Bumbu juga tidak masalah, asalkan tidak terlalu banyak garam atau gula. Terlalu banyak tidak baik untuk ginjal bayi."

Makanan pertama yang diberikan kepada bayi

Makanan seperti sereal atau sereal gandum adalah makanan pertama yang cocok diberikan pada bayi.

"Campur dengan ASI atau susu formula. Makanan itu harus memiliki konsistensi yang halus," cetus Prabhakaran.

"Kemudian kita bisa mengentalkan atau mengencerkan makanan, tergantung respons bayi menerima makanan."

Kita juga bisa mulai dengan makanan bahan tunggal lainnya, seperti buah atau sayuran yang dihaluskan.

"Kalau makanan yang sudah empuk seperti pisang, tinggal dihaluskan saja. Jika tidak lunak, masak lalu haluskan."

"Jika kita membeli makanan dari toko, mulailah dengan makanan bayi tahap pertama," tambah dia.

Baca juga: Manajemen Penyimpanan Makanan Bayi Saat Perjalanan Mudik

Beberapa makanan juga bisa dikonsumsi bayi, dengan catatan dihaluskan terlebih dahulu, antara lain apel, alpukat, pisang, dan wortel.

Lalu, bayi bisa pula disuguhi daging kalkun dan ayam, buah persik, kacang polong, pir, labu, dan ubi jalar, yang tentu sudah dihaluskan juga.

Makanan yang harus dihindari

Hindari makanan kecil dan padat yang dapat menyebabkan bayi tersedak seperti, keripik, potongan hotdog, kacang, popcorn, ppretzel, kismis, buah mentah dan juga sayur mentah.

Prabhakaran pun menyarankan untuk tidak mengenalkan bayi pada lebih dari satu makanan dalam satu waktu.

Awali dari satu bahan makanan untuk memastikan apakah anak memiliki alergi makanan atau tidak. Baru setelah itu bayi bisa mencoba jenis makanan lain.

"Dengan begitu, kita tahu persis makanan mana yang aman untuk anak kita," ungkap Prabhakaran.

Gejala alergi makanan pada bayi meliputi diare, ruam, muntah, dan mengi.

Sementara, makanan yang dapat menyebabkan alergi pada bayi antara lain, produk susu sapi, telur, ikan, kacang kacangan, kerang, kedelai, wijen, kacang, dan juga gandum.

CDC menganjurkan anak di bawah usia 12 bulan tidak mengonsumsi susu sapi.

Namun, kita bisa mengenalkan produk susu lain seperti yogurt yang terbuat dari susu sapi kepada bayi.

Baca juga: Panduan Mengatur Makanan Bayi agar Lebih Bervariasi

Jumlah makanan padat yang sebaiknya dikonsumsi bayi

"Mulailah dengan1-2 sendok makan sekali sehari, dan buatlah kegiatan makan itu menyenangkan," kata dia.

"Berikan makan dengan ASI atau susu formula. Setelah makan menjadi lebih menyenangkan, dan semuanya berjalan baik, tingkatkan latihan menjadi 2-3 kali makan sehari."

Saat bayi makan lebih banyak makanan padat, jumlah ASI atau susu formula yang dikonsumsi akan berkurang.

"Tapi tetap tawarkan ASI atau susu formula pada bayi," lanjut Prabhakaran.

Prabhakaran merekomendasikan para orangtua untuk membiarkan anak menunjukkan kapan mereka siap untuk mengonsumsi makanan bertekstur.

"Lanjutkan ke makanan lunak yang mudah ditelan yang dapat diambil bayi dengan jari dan dimasukkan dalam mulut bayi, seperti potongan kecil pisang, pasta, telur atau ayam yang dicincang halus," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com