Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Penyebab Mimisan yang Umum Terjadi dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 27/10/2021, 12:23 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Penyebab mimisan bisa bervariasi, termasuk tingkat keparahannya. Mimisan, atau epistaksis, bisa saja disebabkan karena hal sederhana, seperti membuang kotoran hidung atau ngupil, tetapi pada beberapa kasus memerlukan penanganan medis.

Menurut Cleveland Clinic, mimisan bisa terjadi dengan mudah karena hidung berada di tengah-tengah wajah, di mana ada banyak pembuluh darah yang terletak dekat dengan lapisan hidung.

Kebanyakan kasus mimisan bisa ditangani di rumah, tetapi kasus tertentu perlu diperiksa oleh dokter.

Mengetahui penyebab mimisan yang kita alami bisa menjadi langkah awal untuk menentukan jenis perawatan yang tepat.

Baca juga: Sering Mimisan Bisa Jadi Pertanda Hipertensi

Jenis mimisan

Mengetahui penyebab mimisan yang kita alami bisa menjadi langkah awal untuk menentukan jenis perawatan yang tepat.SHUTTERSTOCK Mengetahui penyebab mimisan yang kita alami bisa menjadi langkah awal untuk menentukan jenis perawatan yang tepat.
Mimisan dideskripsikan berdasarkan lokasi pendarahan. Ada dua jenis mimisan yang utama dan salah satunya lebih serius.

Jenis mimisan pertama adalah mimisan anterior. Mimisan anterior dimulai di depan bagian hidung, tepat di bagian bawah dinding yang memisahkan kedua sisi hidung atau septum.

Kapiler dan pembuluh darah kecil di area depan hidung sangatlah rapuh sehingga mudah pecah dan berdarah.

Ini adalah jenis mimisan paling umum dan umumnya tidak serius. Jenis mimisan ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan biasanya dapat ditangani di rumah.

Kedua, adalah mimisan posterior. Mimisan posterior terjadi jauh di dalam hidung.

Mimisan ini terjadi karena pendarahan di pembuluh darah yang lebih besar, di bagian belakang hidung dekat tenggorokan.

Mimisan posterior bisa menjadi mimisan yang lebih serius daripada mimisan anterior serta dapat menyebabkan pendarahan hebat yang mungkin mengalir ke belakang tenggorokan.

Seseorang mungkin memerlukan perhatian medis segera untuk jenis mimisan ini.

Mimisan posterior lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Baca juga: Harus Tahu, 5 Langkah Pertolongan Pertama Ketika Mimisan

Penyebab mimisan

Ada beberapa penyebab mimisan. Mimisan yang terjadi tiba-tiba atau jarang terjadi sering kali bukan keadaan serius. Namun, jika Anda sering mimisan, bisa jadi itu merupakan tanda masalah yang lebih serius.FREEPIK/WAYHOMESTUDIO Ada beberapa penyebab mimisan. Mimisan yang terjadi tiba-tiba atau jarang terjadi sering kali bukan keadaan serius. Namun, jika Anda sering mimisan, bisa jadi itu merupakan tanda masalah yang lebih serius.
Ada beberapa penyebab mimisan. Mimisan yang terjadi tiba-tiba atau jarang terjadi sering kali bukan keadaan serius.

Namun, jika Anda sering mimisan, bisa jadi itu merupakan tanda masalah yang lebih serius.

Menurut Healthline, udara kering adalah penyebab mimisan yang paling umum. Tinggal di lingkungan kering bisa mengeringkan selaput hidung.

Kekeringan ini dapat menyebabkan pengerasan kulit di dalam hidung. Kerak tersebut mungkin terasa gatal atau menjadi iritasi.

Itulah mengapa, jika dalam hidung tergores atau kita mengorek kotoran hidung, itu juga bisa menjadi penyebab mimisan.

Secara lengkap, berikut sejumlah penyebab mimisan yang umum terjadi:

  • Tinggal di lingkungan dengan udara kering.
  • Masuknya benda asing ke dalam hidung.
  • Reaksi alergi.
  • Mengambil kotoran hidung (mengupil).
  • Pilek (infeksi saluran pernapasan atas) dan sinusitis, terutama jika menyebabkan bersin berulang, batuk, dan hidung tersumbat.
  • Meniup hidung dengan paksa.
  • Memasukkan benda ke dalam hidung.
  • Cedera pada hidung dan/atau wajah.
  • Rinitis alergi dan non-alergi (radang selaput hidung).
  • Obat pengencer darah (aspirin, obat anti-inflamasi non steroid, warfarin, dan lainnya.
  • Kokain dan obat-obatan lain yang dihirup melalui hidung.
  • Iritan kimia (bahan kimia dalam pembersih, asap kimia di tempat kerja, dan bau kuat lainnya).
  • Deviasi septum atau bentuk abnormal dari dinding pemisah kedua sisi hidung.
  • Sering menggunakan semprotan hidung untuk obat-obatan, seperti untuk mengobati hidung gatal, berair atau tersumbat.
  • Menggunakan obat-obatan seperti antihistamin dan dekongestan, yang dapat mengeringkan selaput hidung.

Sementara penyebab mimisan lainnya yang jarang terjadi meliputi:

  • Penggunaan alkohol.
  • Gangguan pendarahan, seperti penyakit hemofilia atau leukimia.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Ateroklerosis.
  • Operasi wajah dan hidung.
  • Tumor hidung.
  • Polip hidung.
  • Trombositopenia imun.
  • Leukimia.Telangiektasia hemoragik herediter.
  • Kehamilan.

Baca juga: Seputar Mimisan pada Anak yang Wajib Diketahui Orangtua

Cara mengatasi mimisan

Setelah mengetahui penyebab mimisan, cobalah melakukan upaya penanganan di rumah. Ketika mencoba menghentikan mimisan, bernapaslah melalui mulut. Gunakan tisu atau lap basah untuk menampung darah yang menetes.FREEPIK/KATEMANGOSTAR Setelah mengetahui penyebab mimisan, cobalah melakukan upaya penanganan di rumah. Ketika mencoba menghentikan mimisan, bernapaslah melalui mulut. Gunakan tisu atau lap basah untuk menampung darah yang menetes.
Mengetahui penyebab mimisan yang kita alami bisa membantu menemukan solusi yang tepat untuk menghentikannya.

Namun secara umum, jika mengalami mimisan, rileks terlebih dahulu.

Lalu, duduk dengan tegak dan condongkan tubuh dan kepala sedikit ke depan. Hal ini dilakukan untuk mencegah darah mengalir ke tenggorokan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare. Jangan berbaring telentang atau meletakkan kepala di antara kedua kaki.

Ketika mencoba menghentikan mimisan, bernapaslah melalui mulut. Gunakan tisu atau lap basah untuk menampung darah yang menetes.

Kemudian, gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menjepit bagian lunak di batang hidung yang membentuk jembatan hidung. Menekan pada atau di atas bagian tulang hidung tidak akan memberikan tekanan yang dapat membantu menghentikan pendarahan.

Terus tekan bagian hidung tersebut selama minimal 5 menit, kemudian periksa kembali apakah pendarahan sudah berhenti. Jika hidung masih mengeluarkan darah, lanjutkan menekan area tersebut selama 10 menit lagi.

Jika perlu, gunakan kompres es ke batang hidung untuk lebih membantu menyempitkan pembuluh darah dan memberikan kenyamanan. Ini bukan langkah yang harus dilakukan, tetapi dapat dicoba jika mau.

Kita dapat menyemprotkan semprotan dekongestan yang dijual bebas ke sisi hidung yang berdarah dan memberikan tekanan pada hidung seperti pada poin sebelumnya. Namun, hindari menggunakan semprotan ini untuk jangka panjang karena malah meningkatkan kemungkinan mimisan.

Setelah pendarahan berhenti, jangan membungkuk atau mengangkat beban berat. Jangan meniup atau menggosok hidung selama beberapa hari.

Kebanyakan kasus mimisan tidak memerlukan perhatian medis.

Namun, kita perlu mengunjungi dokter jika mimisan berlangsung lebih dari 20 menit, atau jika terjadi setelah cedera.

Kondisi tersebut bisa jadi merupakan tanda mimisan posterior atua mimisan yang lebih serius.

Gejala penyerta lain yang mungkin membuat kasus mimisan perlu penanganan medis seperti kesulitan bernapas, mengeluarkan banyak darah, muntah karena menelan banyak darah, dan lainnya.

Cedera yang mungkin menyebabkan mimisan termasuk jatuh, kecelakaan mobil, atau pukulan di wajah. Mimisan yang terjadi setelah cedera dapat mengindikasikan hidung patah, patah tulang tengkorak, atau pendarahan internal.

Baca juga: Hidung Mimisan? Hentikan dengan Cara Berikut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com